Jika Tidak Dibatalkan Pengunjuk Rasa Ancam Robohkan Panggung Coldplay

Jakarta, FreedomNews - Aksi unjuk rasa menolak konser musik Coldplay dilakukan sejumlah elemen massa yang bergabung dalam Gerananti LGBT (Gerakan Nasional Anti Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender), di Jakarta, Jumat, 10 November 2023. Massa yang menolak pertunjukan musik asal London, Inggris tersebut terlebih dahulu berkumpul di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan setelah shalat Jumat, kemudian bergerak ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).

Selain Mabes Polri, massa mendatangi tiga tempat lainnya, yaitu Kantor Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemeparekraf) Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenpolhukam), yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat (kawasan Monas-Monumen Nasional), Jakarta Pusat dan Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Dua tempat (Kemenparekraf dan Kemenpolhukam) disambangi pengunjuk rasa karena Sandiaga dan Mahfud dinilai paling getol memaksakan supaya konser tersebut tetap diselenggarakan pada Rabu, 15 November 2023, di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.

Di Mabes Polri, selain menyampaikan surat meminta pembatalan atau mencabut izin konser Coldplay, perwakilan Geranati LGBT juga melaporkan Sandiaga Uno, Mahfud MD dan penyelenggara acara atau promotor.

Mereka menolak konser tersebut karena ikut mengkampanyekan LGBT dalam setiap konser di berbagai negara. Selain itu, pertunjukan musik tersebut tidak pantas dilakukan pada saat 10.000 lebih penduduk Palestina, 40 persen di antaranya anak-anak menjadi korban kekejaman Israel yang membombardir rumah tinggal penduduk, rumah sakit, kamp pengungsi, sekolah, masjid dan gereja

Aksi unjuk rasa yang berlangsung tertib tersebut di bawah komando Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI (Majelis Ulama Indonesia), Muhyiddin Junaidi. "Kami tidak anti konser musik. Akan tetapi, karena konser Coldplay ini syarat dengan kampanye LGBT, harus dibatalkan," kata Muhyiddin.

“Selama ini kami selalu membiarkan konser di mana pun. Dalam setiap konser, Coldplay membawa simbol-simbol LGBT, terutama bendera pelangi," ucap Muhyiddin saat berorasi di depan Mabes Polri.

Muhyiddin meminta Kapolri Listyo Sigit supaya menarik kembali izin pagelaran musik Coldplay di Indonesia yang sudah dikeluarkan. "Cabut izinnya," kata Muhyiddin.

Muhyiddin bahkan mengeluarkan ancaman jika izin tidak dicabut dan konser tetap digelar. “Atau kita siap merobohkan panggung Coldplay yang akan digelar pada 15 November 2023 di GBK,” ujarnya.

Pengunjuk rasa hanya menggelar aksi sekitar 10 menit di depan Mabes Polri. Selanjutnya, massa bergerak menuju Kedubes Inggris. Dari mobil komando, Muhyiddin meminta agar pihak Kedubes Inggris menyampaikan pesan penolakan tersebut.

“Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dengan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, maka tidak ada tempat kampanye LGBT. Ada enam agama yang diakui di Indonesia dan tidak ada satu pun yang membolehkan dan mengakui LGBT. Tolak konser Coldplay yang terus-menerus mengkampanyekan LGBT," kata Muhyiddin.

Menurut Muhyiddin, tuntutan mereka sudah diterima pihak Kedubes Inggris. Ia berharap, poin-poin tuntutan yang disampaikan bisa dikabulkan dan konser Coldplay supaya batal.

Pengunjuk rasa yang hendak ke kantor Sandiaga dan Mahfud tertahan di Patung Kuda. Di tempat tersebut beberapa pimpinan pengunjuk rasa menyampaikan orasi.

Ketua Umum Front Persaudaraan Islam (FPI), Muhammad Alattas mengatakan tidak akan mundur dari tuntutan sampai konser dibatalkan.

"Kami akan lanjutkan unjuk rasa pada Rabu, 15 November 2023. Kami akan kerahkan massa dalam jumlah lebih banyak dan mengepung GBK jika konser tetap dilaksanakan," kata menantu Habib Rizieq Syihab itu.

Aksi di Patung Kuda ditutup dengan pembakaran bendera Israel dan poster konser band Coldplay. Setelah itu, pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib. (Anw).