JABODETABEK - Giliran 19 Rangkaian KRL Masuk Bengkel 15 Bulan, Telan Biaya Rp2,23T
FreedomNews, Jakarta – Setelah 18 rangkaian LRT masuk bengkel gara-gara roda aus, kini giliran 19 rangkaian gerbong KRL bakal masuk bengkel. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter merencananya sebanyak 19 rangkaian KRL masuk bengkel untuk proses retrofit selama 15 bulan. Retrofit dilakukan oleh PT Industri Kereta Api Indonesia (Persero) atau Inka dengan total biaya yang akan dikeluarkan untuk seluruh rangkaian kereta (trainset) mencapai Rp2,23 triliun. Demikian keterangan pers KAI di Jakarta, Sabtu (4/11/2023).
Direktur Operasi PT INKA (Persero), I Gede Agus Prayatna dan Direktur Utama PT KCI, Asdo Artriviyanto penandatanganan retrofit 19 trainset KRL (3/11). foto:inka
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan penandatanganan kontrak pekerjaan retrofit Sarana KRL ini merupakan upaya lanjutan dalam replacement 19 rangkaian sarana KRL yang dimiliki KAI Commuter secara bertahap mulai tahun 2023 – 2026. Adapun, total dana yang akan dikeluarkan KAI Commuter untuk retrofit 19 rangkaian kereta (trainset) tersebut adalah sebesar Rp2,23 triliun. Asdo memperinci, masing-masing trainset terdiri atas 12 kereta atau gerbong. Sementara itu, biaya retrofit untuk 1 unit kereta atau gerbong adalah Rp9,8 miliar. Dengan asumsi-asumsi tersebut, maka biaya yang dibutuhkan untuk meretrofit 1 unit trainset adalah sekitar Rp117,6 miliar. Dengan demikian, 19 unit trainset yang akan diretrofit tersebut akan membutuhkan dana Rp2,23 triliun. “Selisih biayanya separuhnya, kalau yang barunya itu Rp19,8 miliar. Car body-nya memakai yang lama tetapi komponen-komponennya yang baru,” kata Asdo.
Asdo melanjutkan, KAI Commuter akan melakukan proses retrofit sebanyak empat rangkaian pada 2023. Kereta yang diretrofit terdiri dari tiga rangkaian seri Metro 05 dan satu rangkaian seri Metro 6000. “Proses retrofit ini akan membutuhkan waktu selama 13-15 bulan.” Asdo mengatakan, KAI Commuter telah mengantongi perizinan untuk retrofit KRL dari pihak regulator. Dia menjelaskan, assesment terkait dengan spesifikasi teknologi retrofit juga sudah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan FGD bersama pihak-pihak terkait.
Pada tahap pertama, sebanyak empat rangkaian kereta (trainset) akan diretrofit yang akan memakan waktu hingga 15 bulan. Dimulainya proses retrofit ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja sama pekerjaan retrofit sarana KRL pada Jumat (3/11/2023) di Madiun. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama KAI Commuter dan Direktur Utama Inka yang diwakilkan oleh Direktur Operasi Inka I Gede Agus Prayatna.
Selain itu, kedua pihak juga akan terus berkoordinasi secara rutin terkait kualitas hasil proses retrofit tersebut. Hal ini mengingat saat ini total pengguna Commuter Line Jabodetabek hampir 950.000 orang per hari. Upaya percepatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jumlah sarana dalam pelayanan kepada penggunanya yang diprediksi akan terus meningkat seiring dengan integrasi antar moda saat ini. “Program retrofit sarana KRL ini juga merupakan komitmen kami dalam mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN),” tutup Asdo.
Sementara itu, Direktur Operasi Inka I Gede Agus Prayatna menyampaikan, kontrak ini merupakan sinergi dari kelanjutan kontrak dimana sebelumnya PT KCI dan PT INKA (Persero) juga telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 16 trainset KRL baru. Pengerjaan retrofit 19 KRL trainset ini akan diserahkan secara bertahap. Kontrak ini diharapkan ini dapat diselesaikan sesuai dengan perjanjian yang disepakati. “Mudah-mudahan, kita bisa menyelesaikan seluruh trainset ini sesuai yang telah diharapkan oleh PT KCI, baik dari sisi waktu, maupun yang terpenting dari sisi kualitas. Mohon doanya untuk kelancaran pekerjaan ini sehingga Inka bisa mendukung PT KCI, demi keberlangsungan transportasi kereta api khususnya KRL yang ada di Jabodetabek,” pungkasnya. (emj/bis)