Breaking News: Kurs Rupiah Tembus Rp 16.500 per Dolar AS
Semoga Bank Indonesia paham, pasar tidak bisa dimanipulasi, melalui intervensi, untuk jangka waktu lama. Manipulasi atau intervensi kurs hanya bisa bersifat temporer, dan tidak bisa menyelamatkan kondisi fundamental yang buruk.
Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
TEPAT pada 20 Juni 2024, 17:30 WIB.
Kurs rupiah ditutup Rp 16.486 per dolar AS pada 14 Juni 2024, menjelang liburan panjang Idul Adha 1445 Hijriah.
Liburan panjang merupakan kesempatan emas bagi pemerintah untuk intervensi kurs rupiah yang terus terdepresiasi tajam. Intervensi kurs rupiah pada hari pertama Idul Adha (17 Juni 2024) di pasar internasional tidak berhasil. Dolar AS masih bertahan di Rp 16.486.
Keesokan harinya, 18/6/2024, intervensi kurs rupiah berhasil membuat nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp16.376 per dolar AS. Bahkan kurs rupiah sempat menguat menjadi Rp16.348 per dolar AS pada 19 Juni 2024, pukul 11:00 WIB. Penguatan ini memang tidak signifikan, tapi mungkin sangat berarti untuk pencitraan.
Namun, seperti sudah diduga, penguatan kurs rupiah tersebut hanya bersifat temporer, karena tidak berdasarkan faktor fundamental yang bagus. Tetapi, berdasarkan intervensi alias manipulasi pasar. Sehingga penguatan kurs rupiah hanya bersifat temporer.
Dengan menguatnya kurs rupiah secara artifisial, Bank Indonesia menahan suku bunga acuan tetap di 6,25 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Juni 2024. Suku bunga Deposit Facility tetap ke posisi 5,50% dan suku bunga Lending Facility sebesar 7%.
"Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juni 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI rate 6,25%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (20/6/2024).
Suku bunga acuan BI atau BI Rate kembali tetap 6% pada Maret 2024. Suku bunga Deposit Facility tetap di posisi 5,25% dan Lending Facility sebesar 6,75%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga/institusi memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Jika BI rate benar-benar kembali ditahan di level 6%, maka ini menjadi kali kelima BI menahan di level tersebut setelah terakhir kali menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75% ke level 6%.
Sebagai jawaban atas kebijakan Bank Indonesia tersebut, nilai tukar rupiah langsung melemah lagi. Abrakadabra, kurs rupiah tembus Rp 16.500 per dolar AS pada pukul 17:22 WIB.
Semoga Bank Indonesia paham, pasar tidak bisa dimanipulasi, melalui intervensi, untuk jangka waktu lama. Manipulasi atau intervensi kurs hanya bisa bersifat temporer, dan tidak bisa menyelamatkan kondisi fundamental yang buruk.
Akankah nilai tukar rupiah menuju Rp 17.000 per dolar AS? Who knows! (*)