Hancurnya Tank Merkava, Mossad: Ada Kekuatan 'Hantu' Bantu HAMAS

Tentunya kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan serius, mengapa tank secanggih Merkava bisa menyerah terhadap serangan roket kecil. Padahal tank Merkava yang ada di video tersebut diduga adalah varian terbaru Merkava yang sudah dilengkapi sistem perlindungan aktif, Trophy.

Oleh: Iriani Pinontoan, Jurnalis Senior Freedom News

ANTARA percaya dan tidak, HAMAS yang menyerang Israel sejak 7 Oktober 2023 mengguncang dunia. Selama tiga pekan genderang perang tertabuh sedikitnya 50 tank canggih Merkava seharga @170 juta dolar (Rp 2,6 miliar) buatan Israel dirudal hancur lebur oleh Hamas.

Masih tersisa 450 tank Merkava hasil industri canggih Tel-Aviv akan menjadi sasaran peluru RPG-7. Hamas merudal tank menggunakan drone dan penembak jitu dari jarak dekat. IDF (Israel Defense Forces – Pasukan Pertahanan Israel) tak bisa berkutik dengan serangan Hamas 7 Oktober 2023 itu. Mereka pun membabi-buta membalas serangan itu dengan bombardir sasaran sipil di Gaza hingga kini.

Mantan Kepala Mossad, Danny Yatom, sampai mengatakan, "Apakah Tuhan Musa dan Harun telah meninggalkan kita. Saya tidak mengerti apa yang terjadi. Sebuah tank kebanggaan Israel terhapus dari muka bumi hanya karena peluru RPG. Saya tidak percaya."

Melansir Surat Kabar Ibrani Yedioth Ahronoth yang dimuat Eramuslim, Senin, 30 Oktober 2023, Yatom melanjutkan, apakah tank benteng baja ini dihancurkan peluru RPG. Adakah yang melihat tanah terguncang dan tangki meledak seolah-olah meledak terkena bom seberat satu ton amunisi?

"Saya tidak percaya, siapa yang berperang dengan mereka. Ada hantu kekuatan tersembunyi yang membantu mereka membunuh orang-orang Yahudi Israel," kata Yatom, sambil melanjutkan, "Sejak 7 Oktober mereka (Hamas) tidak meleset dari sasaran serangan kita ke seluruh wilayah Palestina."

Keheranan mantan Kepala Mossad ini, sesuai kondisi dan situasi perang Hamas – Israel yang terus- menerus saling berbalas hingga hari ini. Sedikitnya hampir 8.500 warga sipil Gaza wafat terserang bom-bom Israel, 80% diantaranya perempuan dan anak-anak. Sementara warga sipil Israel sekitar 1.400 orang tewas dengan sekitar 200 orang ditawan di lorong bawah tanah pertahanan Hamas.

Perang melawan zionis Israel ini akan berlangsung panjang. Hamas sendiri dalam beberapa kali pernyataan terbuka akan melakukan pembalasan atas bombardir Israel tanpa menyisir sasarannya.

Meskipun Israel menghentikan pasokan air minum, listrik, internet, dan gas ke jalur Gaza sebagai bagian kekuatan untuk menekan Hamas, tapi Perdana Menteri Benjamin Nethanyahu tetap akan memborbardir Gaza dengan jumlah penduduk 2,3 juta jiwa.

Sebagai ilustrasi, Sputnik melansir taktik yang digunakan Hamas peluru RPG-7 untuk menargetkan tank Israel adalah senjata anti-tank portabel yang dapat menembus zirah lapis baja dari jarak dekat.

Kekuatan Hamas yang diperkirakan 100.000 mujahidin adalah penjaga tanah para rasul, tanah suci umat Islam, al Maqdis, tempat Masjid Al Aqsa berada. Tanah di mana disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tanah yang harus dijaga umat Islam seluruh dunia, bukan yang hanya ada di tanah Gaza dan Tepi Barat.

Sebagian pengamat berpendapat kemenangan Hamas sebentar lagi akan datang. Wallahu'alam bisshowab.

RPG-7 Versus Merkava

RPG-7 (bahasa Rusia: РПГ-7), adalah granat berpeluncur roket anti tank yang diluncurkan dari pundak yang banyak diproduksi.

Senjata ini dirancang oleh Uni Soviet, dan nama panjangnya adalah Ручной Противотанковый Гранатомёт atau Ručnoj Protivotankovyj Granatomjët, yang artinya "peluncur granat anti tank genggam".

Senjata ini dikenal memiliki daya tahan tinggi, sederhana, murah, dan efektif, sehingga menjadi granat berpeluncur roket yang paling banyak dipakai di dunia. Ada sekitar 40 negara yang memakai RPG-7, dan senjata ini diproduksi di sembilan negara. RPG-7 dipakai dalam berbagai konflik di dunia sejak pertengahan 1960-an, dari Perang Vietnam sampai Perang Afganistan dan Perang Irak masa kini.

RPG-7 pertama kali diperkenalkan oleh Uni Soviet pada tahun 1961 dan dipakai pada tingkat regu. Konsep awal senjata ini dibuat berdasarkan senjata era Perang Dunia II, yaitu Bazoka Amerika Serikat dan Panzerfaust Jerman.

Tank-tank Merkava buatan Israel harus rontok karena serangan roket para pejuang Islam Palestina (Hamas). Tank Merkava Israel digadang-gadang menjadi salah satu tank tercanggih di dunia.

Dikutip dari Military Today, tank Merkava masuk ke dalam jajaran 10 tank tercanggih di dunia. Tank Merkava tipe Mk4 menjadi tank tercanggih nomor ke-6 di dunia, dan masih di bawah tank tercanggih di dunia buatan Jerman (Leopard 2A7A1), juga di bawah K2 Black Panther (Korea Selatan), M1A2 SEP Abrams (AS), Challenger 2 (Inggris), serta Armata (Rusia).

Sementara menurut laman Engineerine, tank Merkava Mk4 menjadi tank nomor tiga tercanggih di dunia, di bawah tank tercanggih M1A2 SEP Abrams (AS) dan T-14 Armata (Rusia). Tank Merkava Mk4 Israel disebut tank yang paling terlindungi dengan sistem keamanan aktif, Trophy.

Sistem Trophy itu diklaim bisa menghancurkan rudal maupun roket anti-tank sebelum menyentuh bodi tank. Tank ini juga memiliki mesin yang dipasang di depan yang memberikan perlindungan tambahan kepada kru dan kesempatan untuk bertahan hidup jika tangkinya hancur.

Jika dilihat pada video viral yang beredar di media sosial, memperlihatkan tank canggih Merkava milik Israel diserang dari udara oleh drone (pesawat tanpa awak) milik pejuang Hamas. Tank itu dijatuhi oleh roket dari drone tersebut. Tanpa mengeluarkan sistem perlindungan, roket langsung menghujam bagian turret dan tank itu terbakar hebat.

Tentunya kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan serius, mengapa tank secanggih Merkava bisa menyerah terhadap serangan roket kecil. Padahal tank Merkava yang ada di video tersebut diduga adalah varian terbaru Merkava yang sudah dilengkapi sistem perlindungan aktif, Trophy.

Seperti dilansir Defense Express, kemungkinan besar sistem perlindungan aktif Trophy telah gagal mengantisipasi serangan dari atas. Soalnya selama ini skenario serangan selalu dilakukan dari arah depan, samping, atau belakang. Oleh karena itu, hal ini menjadi kelemahan sistem perlindungan ini. (*)