Bang Rizal Ramli Pejuang yang Konsisten Hingga Akhir Hayat
Satu pernyataan terakhir, RR wafat di saat sangat kritis terhadap penguasa. Sebagaimana almarhum Faisal Basri. Dua Tokoh dan Pejuang dan Juru Bicara Rakyat hingga akhir hayat. Lahumul Alfatihah.
Oleh: Muslim Arbi, Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia bersatu
BAGI saya pribadi, Bang Rizal Ramli adalah Guru, Idola dalam gerakan dan pemikiran untuk Indonesia yang ingin maju dan disegani.
Jika saja Rizal Ramli diberi kesempatan memimpin Indonesia, Negeri ini tidak berkubang pada tumpukan beban yang menjerat bangsa ini, sehingga jalannya terseok seperti saat ini.
Dan untuk itu, saya pun pernah menulis, "Rizal Ramli The Next Presiden".
Cengkraman Oligarki Ekonomi dan Politik tidak membuka ruang bagi seorang Rizal Ramli. Itu terjadi di MK maupun di Parpol dan DPR.
Negeri yang terjerembab karena hutang menumpuk tanpa solusi, pemabangunan infrastruktur yang ugal-ugalan, korupsi, dan KKN yang marajalela, beban rakyat yang makin terhimpit akibat hutang, pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai dengan janji kampanye rezim Joko Widodo selama 10 tahun berkuasa dan ekspektasi publik.
Hancur dan rusaknya hukum, konsitusi, moral, demokrasi dan kedaulatan rakyat kita. Terlebih lagi rusaknya moral kekuasaan akibat KKN dan cawe-cawe Joko Widodo untuk anak dan keluarganya: Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, dan Bobby Nasution.
Berkibat pada pengkhianatan reformasi 1998, nilai dan tujuan Reformasi ’98 yang memakan korban mahasiswa saat itu, yang kesemuanya itu menjadi tekad bagi seorang Rizal Ramli sehingga di akhir napasnya mendesak agar Joko Widodo dimakzulkan sebelum pemilu atau pilpres 2024 lalu.
Bahkan untuk sikap perlawanan dan anti KKN, dalam kondisi yang tidak terlalu sehat itu bersama sejumkah Tokoh dan Aktivis menyambangi KPK agar mengusut tuntas KKN Gibran dan Kaesang dalam laporan Ubeidillah Badrun soal Gratifikasi yang mangkrak di meja Firli Bahuri saat itu.
Juga dalam kondisi yang tidak sehat sekalipun mendatangi Pulau Rempang yang mau digusur penduduknya untuk kepentingan investor China.
Melihat pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka saat ini setelah pelantikan dan membentuk Kabinet Tambun dengan anggaran dan dana negara cekak saat ini, rasanya sulit untuk keluar dari keterpurukan saat ini.
Jika saja Bang Rizal Ramli tidak keburu dipanggil Yang Maha Kuasa, tentunya mungkin dari tangan dinginnya bisa membantu Prabowo dalam himpitan ekonomi di bangsa ini.
Dan itu sudah dibuktikan saat di Kabinet Presiden Gus Dur (Abdurrahman Wadih) mau pun saat menjabat Menko Maratim pada awal era Jokowi.
Karena kompisisi tim ekonomi Prabowo saat ini, apalagi SPG IMF dan WB masih ada di Kabinet Prabowo, rasanya sulit untuk keluar dari himpitan hutang.
Apalagi Prabowo belum apa-apa sudah mau berhutang di awal pemerintahannya. Ini blunder bagi bangsa, rakyat dan negara.
Wafatnya Bang Rizal Ramli adalah kehilangan besar dan musibah besar bagi Bangsa ini.
Satu pernyataan terakhir, RR wafat di saat sangat kritis terhadap penguasa. Sebagaimana almarhum Faisal Basri. Dua Tokoh dan Pejuang dan Juru Bicara Rakyat hingga akhir hayat. Lahumul Alfatihah.
Sosok Rizal Ramli (RR) tidak tergantikan lagi hingga saat ini. Sangat diharapkan lahir Rizal Ramli muda untuk bangsa ini ke depan.
Semoga Ruh Sucinya Bang RR diberi tempat yang indah di Surga Jannatul Firdaus. (*)