Ikut Pilgub Jakarta, Anies Disambut Antusias Para Pendukungnya

Prabowo bukan Joko Widodo. Prabowo dan Jokowi berbeda. Prabowo selama ini punya jiwa kenegarawanan yang cukup tampak. Kemungkinan Prabowo tidak menunjukkan intervensinya secara terang-terangan.

Oleh: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

CONFIRM Anies Baswedan nyagub lagi. Bagi Anies, ini pilgub jilid 2. Begitulah kabar yang beredar. Hampir semua relawan Anies di Jakarta satu kata: Anies melanjutkan lagi tugasnya di Jakarta. Menuntaskan apa yang belum tuntas. Menyempurnakan rencana program jangka panjang yang belum sepenuhnya selesai. Inilah lanjutan dari "Agenda Perubahan".

Mendengar kabar ini, mayoritas pendukung, terutama yang berada di Jakarta cukup antusias sekali. Semangat berkampanye lahir kembali. Sempat rehat, hanya sejenak, lalu siap siaga bersama Anies Baswedan bekerja untuk warga Jakarta. Dimulai dari pilgub DKJ (Daerah Khusus Jakarta).

Majunya Anies Baswedan pada kontestasi pilgub Jakarta untuk yang kedua kali memaksa calon lawan harus berpikir ulang. Pertama, Anies Baswedan itu incumbent.

Teorinya: berat lawan incumbent. Akses kekuasaan dan infrastruktur jaringan sudah terbentuk dan sangat kokoh. Kedua, Anies Baswedan sangat populer. Popularitasnya positif. Terutama terkait integritas dan prestasinya sebagai gubernur Jakarta.

Daya tahan dan ketangguhan Anies dalam menghadapi "penjegalan dan kriminalisasi" telah terbukti selama menjalankan tugas sebagai gubernur (2017-2022). Anies cukup tangguh melawan raksasa kekuasaan.

Ketiga, pada pilpres Februari 2024 lalu, suara Anies di Jakarta cukup besar. Hampir 50%. Itupun lawan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dengan penetrasi logistik yang tak terbatas. Disamping ada capres-cawapres 03 yaitu Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Ada nama-nama beken di panggung nasional sebagai kompetitornya.

Partai apa saja yang akan mengusung Anies Baswedan? Sulit bagi Nasdem, PKB dan PKS mencari alasan menolak pencalonan Anies Baswedan. Pencalonan Anies Baswedan di pilgub DKJ paling realistis. Peluang menangnya sangat besar.

Infonya, ada partai di luar Nasdem, PKB dan PKS yang akan ikut mendukung Anies. Yaitu PDIP. Partai pemenang ke-2 pemilu di DKJ setelah PKS. PKS punya 18 kursi, sedangkan PDIP punya 15 kursi. PDIP dan Koalisi Anies Baswedan sedang dalam proses mematangkan komunikasi.

Bicara Jakarta, ya tokohnya Anies Baswedan. Populer, berprestasi, dan punya pendukung besar yang sangat antusias. Para pendukung Anies tampak sangat loyal. Bahkan militan. Ini modal yang tidak dimiliki oleh para kandidat lain.

Lalu, siapa yang akan diusung PSI, Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN sebagai rival Anies Baswedan?

Khusus untuk PAN, adakah kemungkinan mengulang pilgub Jakarta 2017 lalu? Di mana PAN pada putaran kedua ikut mendukung Anies Baswedan.

Pilgub DKI beda dengan pilpres. Partai koalisi pendukung Prabowo ada kemungkinan juga pecah. Masing-masing partai diberi kebebasan untuk menentukan pilihan koalisinya.

Prabowo bukan Joko Widodo. Prabowo dan Jokowi berbeda. Prabowo selama ini punya jiwa kenegarawanan yang cukup tampak. Kemungkinan Prabowo tidak menunjukkan intervensinya secara terang-terangan.

Kalau saja dilakukan intervensi, tidak akan vulgar. Apalagi, pilgub DKJ, juga seluruh pilkada akan dilaksanakan bulan November. Satu bulan setelah Prabowo baru dilantik jadi presiden.

Biasanya, pemimpin yang baru dilantik itu akan tampil cool, dan super hati-hati. Masih membaca situasi. Baru garang ketika sudah masuk periode kedua.

Mungkinkah Gerindra juga akan ikut mendukung Anies Baswedan? Kita tunggu dinamikanya. (*)