Jokowi dan Luhut Toxis (Racun) di Indonesia
Jokowi dan Luhut ditengarai sebagai komprador "orang yang bertindak sebagai agen kekuatan oligarki dan asing yang bergerak di bidang penanaman modal, perdagangan, atau eksploitasi ekonomi atau politik".
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
KAMUFLASE gaya negarawan dan orang bijak terus tumbuh berkembang tanpa ada rasa risih dan malu.
Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) menyebut, saat ini Indonesia masih berpeluang untuk dijajah negara lain. Bukan secara fisik, namun dijajah dari segi teknologi dan ekonomi.
“Saya tidak percaya ada orang lain yang akan bisa menjajah kita secara fisik, tapi saya percaya negara-negara maju bisa menjajah kita secara teknologi, dan menjajah kita secara ekonomi,” kata Luhut dalam acara HUT ke-52 HIPMI di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (10/6/2024).
Pesannya seperti tampak benar dan logis tentang pengusaha jangan jadi budak negara maju, para pengusaha muda agar lebih berinovasi menjaga perekonomian tetap tumbuh dan pesannya agar pengusaha muda akan semakin besar.
Bukankah selama ini LBP dengan banyaknya jabatan dari Joko Widodo berperan sebagai apa. Terasa hanya sebagai pemimpin "Demagog”, istilah politik bermakna rakyat dan agogos yang bermakna pimpinan dalam arti negatif.
Yaitu pemimpin yang menyesatkan demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Pesannya lebih lanjut "Kalau Anda tidak punya karakter, Anda hanya mau senang-senang saja tanpa kerja keras, tanpa inovasi, ya lupain saja. Kita akan menjadi negara budak orang lain".
Apa LBP sedang kebingungan (confusion) atau disorientasi terjadinya penurunan kesadaran yang membuat dirinya kesulitan untuk berpikir jernih atas perannya diduga kuat sebagai inisiator, mediator dengan oligarki dan China menguasai sumber ekonomi di Indonesia.
Adalah bencana sebab para pengusaha kehilangan karakter, semangat berkompetisi dan hanya sebagai budak akibat kebijakan penguasa yang ugal ugalan.
LBP mengatakan: “Anda sekarang jadi tumpuan, harapan untuk melakukannya. Jadi kalau Anda jadi pejabat, jadi pengusaha, please lakukan dengan benar."
"Meminta para pengusaha muda bisa tetap amanah dalam menjalankan usahanya. Termasuk tidak melakukan praktik-praktik usaha yang melanggar peraturan perundang-undangan.”
LBP terserang virus Dilirium, penurunan kesadarannya yang mengalami gangguan dalam berpikir, berperilaku, dan memperhatikan kondisi yang sesungguhnya sedang terjadi. Delirium juga dapat menyebabkan gangguan emosi, seperti cemas, depresi, dan paranoid.
Karena banyaknya pengusaha yang terpaksa menyerah, akibat banjir Undang Undang pro kapitalis akibat bijakan rezim yang kebablasan. Peran LBP sangat center andilnya penyebab kerusakan ekonomi di Indonesia.
LBP bergaya sebagai negarawan "saya titip, bukan hanya sekedar kau pintar saja, kau make money saja, tapi make a good money".
Jokowi dan Luhut ditengarai sebagai komprador "orang yang bertindak sebagai agen kekuatan oligarki dan asing yang bergerak di bidang penanaman modal, perdagangan, atau eksploitasi ekonomi atau politik".
Hentikan perilaku inkonsolistensi jangan membodohi orang lain dengan begaya seorang negarawan ternyata seorang, licik, busuk, pengecut, penghianat, paranoid dan pembohong.
Tidak ada lagi tempat bagi maling teriak maling, pecundang nuduh pecundang, penghianat bergaya negarawan. Kalian adalah TOXIS (racun) yang sesungguhnya di Indonesia. (*)