Kolaborasi Mega – Anies, Mengobati Luka dan Tangis

Akankah bertemunya antara Mega dan Anies pada keinginan, semangat dan gerakan progresif memperbaik distorsi penyelenggaraan negara selama ini menjadi koalisi strategis dan harapan rakyat menyelamatkan NKRI?

Oleh: Yusuf Blegur, Kolumnis dan Mantan Presidium GMNI

Megawati Soekarnoputri dan Anies Baswedan menjadi pemimpin yang kaya pengalaman terbentur-bentur dan terbentuk. Keduanya memiliki karakter pemimpin yang kuat dan tangguh. Selesai Pilpres 2024 yang manipulatif, Mega dan Anies berpotensi membangun harmoni di Pilgub Jakarta sebagai cikal bakal dan “road mapping” perubahan Indonesia.

Mega dan Anies menjadi dua figur pemimpin ideologis paling menonjol setelah era orde lama dan orde baru.

Mega yang polos dan lebih banyak sebagai ibu rumah tangga biasa, seiring waktu terjun ke dunia politik. Mengikuti proses dari bawah, melewati ujian yang berat, Mega mengalami fase terbentur-bentur dan terbentuk.

Ia menjadi satu-satunya perempuan politik Indonesia yang tangguh, berkarakter dan memiliki prinsip yang teguh di zamannya. Begitupun dengan Anies, seorang aktivis dan akademisi. Anies juga tidak kalah hebat perjuangannya dengan Mega. Anies mengalami juga ujian kepemimpinan yang keras, melahap semua isu, intrik, dan fitnah dalam perjalanan karier politiknya.

Baik Mega maupun Anies, keduanya menjadi pemimpin dengan semua rekam jejak, rekam karya, dan rekam prestasinya masing-masing. Betapapun keduanya telah menunjukkan karakternya, pro dan kontra bahkan polemik tetap dan kerap menyelimutinya.

Mega yang Ketua Umum PDIP dan Anies yang memiliki kepercayaan publik yang tinggi beririsan langsung dengan partai politik dan massa pendukung yang tidak sedikit. Kini bertemu dalam satu mainstream politik yang sama yang menjadi salah satu kekuatan politik kontemporer saat ini.

Mega dan Anies telah menjadi potensi sinergi dan kolaborasi baik sebagai kekuatan oposisi maupun upaya mewujudkan perubahan dari dominasi dan hegemoni rezim politik dinasti dan oligarki.

Akankah bertemunya antara Mega dan Anies pada keinginan, semangat dan gerakan progresif memperbaik distorsi penyelenggaraan negara selama ini menjadi koalisi strategis dan harapan rakyat menyelamatkan NKRI?

Pengalaman dalam birokrasi dan sebagai politisi kedua pemimpin massa rakyat itu, memungkinkan keduanya membangun politik keberadaban yang menjamin manifestasi konstitusi dan demokrasi di Indonesia dalam keseharian hidup rakyat ke depannya.

Harus ada yang membuat trigger dan menjadi fasilitator Mega dan Anies yang memiliki kelayakan memimpin gerakan people power sebagai solusi kebuntuan konstitusi tirani dan pseudo demokrasi. Harus ada yang mempertemukan, melakukan konsolidasi dan harmoni antara Mega dan Anies guna mengembalikan cita-cita proklamasi Indonesia dan keinginan para pendiri bangsa.

Harus ada yang sanggup meyakinkan Mega dan Anies untuk bersatu, menghapus luka dan tangis rakyat, negara dan bangsa Indonesia.

Jika kedua trah pahlawan nasional bersatu melampau lintas ideologi dan aliran politik, maka Mega dan Anies bisa menjadi kombinasi kekuatan Nasionalis Religius dan Religius Nasionalis yang akan memandu perubahan Indonesia. (*)