Lawan-lawan Anies Mulai Frustasi: Langkah "Bumi Hangus" Mulai Berjalan!? (1)
"Tapi yang penting kita lihat bagaimana ekspresi Pak Anies usai peristiwa itu, tetap tersenyum. Ini menunjukkan sosok pemimpin yang baik hati," sebutnya. Baktiar berharap peristiwa itu tidak terjadi lagi. Ia menghimbau kepada seluruh pendukung untuk turut serta menjaga Anies Baswedan.
Oleh: Mochamad Toha, Wartawan Freedom News
PADA hari-hari ini setidaknya ada tiga potongan video yang viral di media sosial maupun media mainstream.
Video Mendagri Tito Karnavian yang warning resiko capres terbunuh ketika kampanye; Video Anies Baswedan “ditampar” seseorang saat kunjungan ke Kota Pontianak, dan video Hendropriyono, mantan Kepala BIN yang prediksi Anies kalah dalam Pilpres 2024.
Bahwa sebuah video berdurasi 0:52 menit dari Mendagri Tito Karnavian yang beredar di beberapa media benar-benar sangat mengejutkan. Netizen pun bertanya, Apakah, “Peringatan, Ancaman atau Perintah kpd Snipernya utk melakukan eksekusi,” katanya.
Wajar jika netizen dan kita bertanya, mengapa tiba-tiba Mendagri Tito menebar ketakutan seperti itu? Ini ditujukan kepada siapa? Karena setidaknya ada tiga Capres dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti.
Yaitu Capres Nomor Urut 1 Anies Rasyid Baswedan, Nomor Urut 2 Prabowo Subianto, dan Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo. Warning itu ditujukan kepada siapa? Kalau Capres Prabowo dan Capres Ganjar, rasanya tidak mungkin. Karena keduanya masih termasuk “orang Istana”.
Diduga kuat, warning Tito itu ditujukan ke Capres Anies. Mungkinkah video “tebar ketakutan” oleh Mendagri Tito tersebut sebagai sebuah “perintah” agar segera dilakukan eksekusi? Jika ada capres terbunuh, Tito berpotensi ditangkap dengan tuduhan sebagai dalang pembunuhan. Sebab, pesan dalam video itu diduga merupakan perintah.
Meski Tito memberi warning yang dikaitkan dengan penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang saat itu sedang berpidato dalam sebuah acara kampanye di wilayah Kota Nara, Jepang, namun narasi dan warning tersebut, jelas ditujukan ke Capres tertentu di Indonesia.
Mungkin karena berbagai upaya untuk menjegal Anies Baswedan yang dilakukan selama ini sudah gagal, maka untuk menghentikan langkahnya dalam memenangkan kontestasi Pilpres 2024 adalah dengan “menghabisi” capres potensial yang bakal didukung rakyat seperti: Anies Baswedan.
Karena rencana dan langkah pencurangan yang telah dan sedang berjalan ternyata masih bocor tak efektif dan selalu ketahuan rakyat – ditopang dengan informasi medsos yang tak mungkin sanggup dibendung lagi – maka langkah pamungkas adalah dengan menghentikan langkah lawannya.
Andai tidak ada seorang netizen di Taipei, Taiwan, yang sengaja menyebar informasi bahwa dia telah terima Surat Suara Pilpres 2024, Ketua KPU Hasyim Asy’ari diduga akan tetap menjalankan “perintah” ke petugas di Taipei agar terus menyebarkan surat suara itu.
Ketua KPU Hasyim Asy'ari sebelumnya menyatakan, pembagian surat suara Pemilu 2024 kepada pemilih di Taipei, Taiwan melanggar aturan karena tidak sesuai jadwal yang telah ditetapkan sesuai Peraturan KPU (PKPU). Sehingga kemudian dinyatakan “tidak sah”.
Berdasarkan PKPU Nomor 25 Tahun 2023 pengiriman surat suara kepada pemilih di luar negeri melalui metode pos dimulai pada 2 hingga 11 Januari 2024. Meski demikian, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Taipei ternyata telah mengirim surat suara ke pemilih pada 18 dan 25 Desember 2023.
Pertanyaannya, mungkinkah PPLN berani mengirimkan Surat Suara tersebut kepada pemilih di luar negeri tanpa adanya perintah dari KPU Pusat? Rasanya, mereka tidak akan berani, sebab semua ini melanggar peraturan perundangan yang berlaku.
Mengapa kemudian dinyatakan tidak sah? Jangan-jangan KPU Pusat sudah tahu, suara mayoritas yang tercoblos itu untuk Anies Baswedan yang memang tidak dikehendaki oleh rezim Joko Widodo jika ia menang di Taipei. Mestinya KPU membuka sekalian hasilnya.
"Kami nyatakan surat suara tersebut masuk kategori rusak dan tidak diperhitungkan dalam catatan surat suara dalam formulir C hasil LN-pos," kata Hasyim pada jumpa pers di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (26/12/2023).
Anies Ditampar
Video viral kedua adalah saat Anies Baswedan berkunjung ke Kota Pontianak, Selasa (26/12/2023). Dalam video berdurasi pendek ini, seorang pria bertopi putih tiba-tiba merangsek mendekati capres nomor urut 1 itu sedang berjlan.
Dalam video yang beredar tersebut, Anies yang kala itu memakai kemeja putih tengah berada di kerumunan massa. Tiba-tiba ada seorang pria mengenakan topi berwarna putih datang mendekat ke arah mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut kemudian tamparan pun melayang ke wajah Anies.
Meski mendapatkan tamparan di tengah kerumunan banyak orang, Anies Baswedan masih tetap tersenyum lalu kemudian lanjut berjalan. Video penamparan ini bisa dilihat pada detik ke 07-09, tepatnya detik ke 08.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Timnas AMIN, Bakhtiar Ahmad Sibarani menilai peristiwa itu belum tentu merupakan tindakan yang disengaja. Bisa saja, menurut Bakhtiar, hal tersebut karena antusiasme para pendukung AMIN yang berebut ingin bertemu dengan Anies.
"Kita perhatikan dulu ini disengaja atau tidak. Bisa saja antusias masyarakat yang ingin bersalaman dengan Pak Anies, tapi malah tangannya secara tidak sengaja mengenai wajah Pak Anies," kata Bakhtiar di Medan.
Kemudian, Bakhtiar mengulas ekspresi Anies saat terkena tangan pria di tengah kerumunan massa itu. Menurutnya, Anies tetap tersenyum saat peristiwa itu terjadi. Hal itu menunjukkan Anies adalah sosok pemimpin yang baik hati.
"Tapi yang penting kita lihat bagaimana ekspresi Pak Anies usai peristiwa itu, tetap tersenyum. Ini menunjukkan sosok pemimpin yang baik hati," sebutnya. Baktiar berharap peristiwa itu tidak terjadi lagi. Ia menghimbau kepada seluruh pendukung untuk turut serta menjaga Anies Baswedan.
"Kita berharap semua pendukung AMIN untuk ikut menjaga Pak Anies, agar peristiwa ini tidak terjadi lagi. Kita tidak ingin juga ada framing yang buruk tentang Pak Anies dan pendukungnya," jelasnya. (*)