Mengapa Sel Tubuh Manusia Jadi Cepat Rusak?
Mengapa sekarang ini saya sangat fokus dan concern menolong orang dengan pendekatan DNA, karena yang jadi sasaran adalah DNA manusia, yang diacak-acak, sehingga menghasilkan berbagai penyakit dengan patomekanisme yang sangat berbeda dengan perjalanan penyakit klasik.
Oleh: Tifauzia Tyassuma, President – Ahlina Institute
SEDIKIT saya sharing bocor alus ya tentang teknologi pemanfaatan tubuh manusia sebagai medan elektromagnetik yang bisa digunakan untuk "apa saja yang dikehendaki oleh mereka".
Teknologi ini dibuat sejak tahun 1980, 44 tahun yang lalu, terus dikembangkan di-underground, dan diuji dengan 4 miliar tubuh manusia mulai tahun 2020.
Teknologi ini namanya: "Coronavirus-Body Area Network (C0V-BAN) Model Based on IoT Technology" adalah sebuah model pemanfaatan tubuh manusia sebagai sirkuit frekuensi dengan menggunakan sejumlah biosensor yang diinsersikan ke dalam DNA manusia.
Model CoV-BAN yang diuji selama masa Pandemi dengan lima metode klasifikasi berbasis machine learning lima di antaranya: random forest, logistic regression, Naive Bayes, support vector machine and multi-layer perceptron classifiers.
Pengembangan Wireless Body Area Networks (WBANs) atau Jaringan Area Tubuh Nirkabel (tubuh manusia adalah sebuah perangkat nirkabel) yang bisa dihubungkan dengan Machine Learning dan the Internet of Things (IoT) untuk mengidentifikasi dan memantau tubuh manusia, yang tujuan akhir adalah untuk menangkap segala informasi yang tersimpan dalam DNA.
Setelah model CoV-BAN - WBAN berhasil diuji selama masa Pandemi, dengan memasukkan media identifikasi dengan sesuatu yang "you know how" (anda tahu pasti pakai apaan itu), maka model ini melanjutkan pengembangannya dengan program IoT berbasis jarak jauh (LoRa) digunakan untuk menerima sinyal biosensor dari manusia dan mengirimkannya ke cloud secara langsung untuk pemantauan.
Sedikit penjelasan saja dari ratusan halaman yang sudah saya tulis tentang hal ini. Masih banyak lagi segala macam uji coba yang bikin sesak napas ketika mempelajarinya.
Intinya begini.
Mengapa sekarang ini saya sangat fokus dan concern menolong orang dengan pendekatan DNA, karena yang jadi sasaran adalah DNA manusia, yang diacak-acak, sehingga menghasilkan berbagai penyakit dengan patomekanisme yang sangat berbeda dengan perjalanan penyakit klasik.
Saya berikan contoh agar anda tidak bingung.
Satu
Perjalanan penyakit Kanker yang klasik itu dari sejak Stadium 0 ke stadium 3 berlangsung sangat lama. Perlahan-lahan sel-sel tubuh yang sehat mengalami mutasi dan transmutasi genetik sehingga sel berubah perilakunya dan menjadi sel ganas, sel kanker. Ketika sudah menginjak Stadium 3 barulah dia ngebut, metastase kemana-mana hingga Stadium 4 atau Terminal.
Sekarang, Tidak.
Orang masih (merasa) sehat, tubuh masih terlihat kuat, tidak ada penurunan berat badan signifikan, masih bisa kemana-mana ngantor dan sebagainya. Tiba-tiba merasa lemah, fatigue, dan terperanjat ketika periksa ke Dokter dan Cek Biomarker dan Biopsi, langsung tegak diagnosis Kanker Stadium 3.
Dua
Perjalanan penyakit Diabetes, menuju Gagal Ginjal Kronik, yang tradisional, butuh waktu 10-15 tahun dari orang yang Kadar Gula Darah dan HbA1C beranjak naik di atas normal, sampai menghasilkan komplikasi super serius dalam bentuk Gagal Ginjal Kronik (CKD - Chronic Renal Disease).
Pankreas butuh waktu sangat panjang, hingga sel-sel Beta nya mengalami depletion (kelelahan), disfunction (gangguan fungsi), disorder (gagal fungsi), hingga damage (rusak), sampai pankreas tidak lagi berfungsi, dan darah yang terkonrtaminasi gula berlebihan akan merusak organ-organ penting dalam tubuh, sampai akhirnya ginjal pun rusak.
Sekarang, Tidak.
Orang masih merasa baik-baik saja, masih berani makan nasi putih sepiring penuh, makan berbagai kue-kue manis, minum kopi sachet 3-5 cangkir sehari, tiba-tiba merasa lelah, fatigue, dan ketika diperiksa Dokter terperanjat, karena Ureum, Kreatinin, dan sel-sel glomerulus ginjal tiba-tiba rusak dan berkategori Gagal Ginjal Stadium 3, sedikit lagi Stadium 4 atau harus Hemodialisis (cuci darah).
Demikian juga dengan penyakit-penyakit Kronik dan Mematikan yang lain.
Perjalanan penyakit dan progresivitas menuju fase kronik amat sangat cepat, semenjak tahun 2020 dan seterusnya.
Dan, you know how lah, apa itu sebabnya. (*)