Penguasa Indonesia Hanya Sebagai Budak Bohir Okigarki

Oligarki hitam yang eksploitatif berselingkuh dengan para bejabat bermental bejad. Kekuasaan para pelacur dan para penghianat bangsa Indonesia ini, perlahan tapi pasti mengancam kedaulatan NKRI yang dan membawa Indonesia ke dalam jurang kehancuran.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

TAIPAN etnis China, saat ini sudah bisa mengendalikan pemerintah, menguasai Indonesia dalam faktor teknis dan strategis, kepentingan publik di semua lini, dari sektor hulu hingga ke sektor hilir.

Taipan etnis China pada era Orde Lama dan Orde Baru hanya fokus pada bidang ekonomi yang terbatas dan elitis, kini sudah merambah ke semua sektor menguasai hajat hidup rakyat banyak.

Bisnisnya pun sudah mengamankan dan menggunakan aparat yang ditopang undang-undang, untuk mengembangkan gurita bisnisnya. Semakin digdaya secara kualitatif dan kuantitatif dalam penyelenggaraan negara.

Kekuatan kapitalistiknya sudah mengatur konstitusi dan demokrasi. Dunia usaha mewujud Oligarki, terus terstruktur, sistematik, dan masif mengendalikan pemerintah dan negara.

Sumber daya manusia (SDM) baik pejabat maupun rakyat serta sistem yang menghasilkan produk politik dan hukum, secara sempurna di kuasai etnis China dalam tataran individu, kelompok dan sebagai representasi negara yang menjadikan kekuatan kapitalnya sebagai dasar, cara untuk menguasai Indonesia.

Tak puas dengan menguasai sumber daya alam meliputi minyak, emas, batubara hingga nikel. Mereka sudah merambah retail bisnis kecil seperti Alfamart, Indomaret masuk di pedesaan.

Bisnis bukan hanya merambah industri perkotaan sampai ke pelosok desa, laut, dan pegunungan tak lagi menyisakan kekayaan bagi rakyat Indonesia.

Sangat tragis hampir 80% lahan di Indonesia dikuasai 1% dari seluruh rakyat Indonesia, tak lebih dari 25 orang pengusaha.

Hanya dalam 2 (dua ) periode kepemimpinan rezim Joko Widodo, oligarki korporasi yang dipimpin etnis China seperti 9 (sembilan) Naga sempurna menguasai hajat hidup orang banyak.

Ekonomi nasional terkapar, sementara institusi negara seperti Partai Politik, DPR-MPR, Kejakgung, MA, MK, TNI-POLRI hingga KPU, tak lepas dari pengaruh oligarki, pemilik modal besar yang sudah terjun ke ranah politik.

Bahkan, Pemilu dan Pilpres 2024 telah direkayasa sedemikian rupa sehingga hasilnya meski belum dilaksanakan. Dan, bahkan pemilu, pilpres 2029 dan 2034 sudah dalam skenario yang sistematis terorganisir bisa menentukan siapa presiden dan pemerintahannya, yang bisa menjadi boneka dan ternak-ternak oligarki.

Konstitusi dan demokrasi bisa dibeli, bahkan semua politisi, birokrat hingga presiden tak bisa lepas dari keinginan etnis China yang bertransformasi sebagai mafia oligarki. Pada akhirnya China akan melakukan kolonialisasi dan aneksasi terhadap NKRI.

Serbuan TKA yang disambut karpet merah, jerat utang dan penguasaan ekonomi politik China, telah memberi tanda SOS bagi keberadaan dan keberlangsungan NKRI. Menjadi tanda-tanda ada upaya menjadikan Indonesia sebagai negeri jajahan China.

Taipan etnis China yang tak ada kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan RI, bahkan sebagai penghianat telah menjadi penguasa yang seolah-olah menjadi pemilik negeri ini.

Dominasi dan hegemoni etnis China dalam ekonomi politik nasional menjadi cermin bobroknya mentalitas pemimpin dan pejabat di negeri ini.

Perilaku menyimpang berupa korupsi, tradisi suap, dan upaya menghalalkan segala cara demi memenuhi ambisi dan tujuan meraih jabatan serta kekayaan telah menjadi konspirasi jahat antara taipan oligarki China meluas di semua lini pejabat birokrasi.

Oligarki hitam yang eksploitatif berselingkuh dengan para bejabat bermental bejad. Kekuasaan para pelacur dan para penghianat bangsa Indonesia ini, perlahan tapi pasti mengancam kedaulatan NKRI yang dan membawa Indonesia ke dalam jurang kehancuran.

Rakyat pribumi di pinggirkan dalam selimut kemiskinan dan hidup menderita, sementara segelintir orang dan kelompok berpesta pora menikmati kekayaan dan fasilitas negara.

Sepatutnya bangsa Indonesia sadar bahwa negerinya diambang kehancuran dalam genggaman negeri tirani China Komunis.

Rakyat harus berani dan bangkit melakukan langkah-langkah dan tindakan revolusioner. Akankah rakyat Indonesia, memahami dan menyadari substansi realitas penguasa saat ini? Bahwa sejatinya penguasa Indonesia saat ini hanya sebagai budak kapitalis Taipan Oligarki. (*)