Peran Dokter dalam Menganalisis Sikap Politik Sesama Warga Bangsa pada Pemilu 2024
Para dokter Indonesia memiliki peran strategis dalam menganalisis dan mendidik sikap politik masyarakat menjelang Pemilu 2024. Dengan pendekatan medis yang berdasarkan riset dan data, mereka dapat membantu mengurangi pengaruh politik sektarian dan meningkatkan literasi politik.
Oleh: Guntur Surya Alam, Dokter SpB, Sp BA (K) Dig, MPH, FICS
TAHUN 2024, tepatnya Rabu, 14 Februari 2024 adalah tahun penting bagi Indonesia karena akan diselenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
Dalam situasi politik yang dinamis seperti ini, peran semua elemen masyarakat, termasuk oleh para dokter, sangat vital dalam menjaga stabilitas sosial dan politik, serta memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik. Berikut adalah analisis peran dokter dalam konteks ini:
Peran Dokter dalam Politik dan Kebhinekaan
Pertama; Edukasi dan Kesadaran Politik:
Para dokter memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pemilu dan menggunakan hak pilih dengan cerdas. Dengan latar belakang pendidikan dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi medis, dokter bisa menjadi agen perubahan dalam meningkatkan literasi politik dan kesadaran berbangsa.
Edukasi ini bisa dilakukan melalui program seminar, diskusi publik, dan kegiatan sosialisasi yang menjelaskan pentingnya memilih berdasarkan program dan kapasitas calon, bukan berdasarkan identitas SARA.
Kedua; Menjaga Kebhinekaan dan Menentang Politik Sektarian:
Menguatnya politik sektarian berbasis SARA menjadi tantangan besar dalam menjaga kebhinekaan Indonesia. Dokter, sebagai bagian dari masyarakat yang terdidik, harus aktif dalam menentang segala bentuk politik sektarian yang dapat memecah-belah bangsa.
Melalui kampanye kesehatan dan kebhinekaan, para dokter dapat menekankan pentingnya toleransi dan persatuan di tengah keberagaman. Mereka juga bisa berperan dalam meredam isu-isu masalah sektarian yang seringkali dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.
Pendekatan Medis dalam Analisis Politik
Riset Kedokteran dan Orientasi Politik:
Beberapa riset menunjukkan adanya keterkaitan antara struktur otak, gen, dan orientasi politik. Dokter dan ilmuwan bisa memanfaatkan hasil riset ini untuk memahami lebih dalam bagaimana preferensi politik terbentuk dan bagaimana intervensi edukatif bisa diarahkan.
Pemahaman ini bisa diterjemahkan dalam pendekatan medis dan psikologis untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bias dan prasangka yang seringkali mempengaruhi keputusan politik.
Tanggung Jawab dan Implementasi Berdasarkan Peraturan
Pertama; Peran dan Tanggung Jawab IDI (Ikatan Dokter Indonesia):
Berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, IDI memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa dokter tidak hanya berperan dalam pelayanan kesehatan tetapi juga dalam pembangunan masyarakat yang sehat secara fisik, mental, dan sosial.
IDI bisa mengembangkan program-program yang mendukung keterlibatan dokter dalam edukasi politik, seperti pelatihan tentang literasi politik dan kebhinekaan, serta kampanye melawan politik sektarian.
Kedua; Kebijakan Pemerintah tentang Partisipasi Sosial:
Pemerintah Indonesia melalui berbagai peraturan, seperti UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, mendorong partisipasi aktif semua elemen masyarakat dalam proses demokrasi. Dokter sebagai warga negara yang baik diharapkan dapat ikut serta aktif dalam menciptakan pemilu yang damai dan berintegritas.
Program-program CSR (Corporate Social Responsibility) rumah sakit dan organisasi medis bisa diarahkan untuk mendukung edukasi politik dan kampanye kebhinekaan.
Kesimpulan
Para dokter Indonesia memiliki peran strategis dalam menganalisis dan mendidik sikap politik masyarakat menjelang Pemilu 2024. Dengan pendekatan medis yang berdasarkan riset dan data, mereka dapat membantu mengurangi pengaruh politik sektarian dan meningkatkan literasi politik.
Dalam hal ini, IDI dan pemerintah harus berkolaborasi untuk mengembangkan program yang bisa mendukung keterlibatan aktif dokter dalam proses politik yang sehat dan inklusif.
Dengan demikian, para dokter tidak hanya berkontribusi dalam bidang kesehatan, tetapi juga dalam pembangunan masyarakat yang demokratis dan harmonis. (*)