Pertarungan Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ridwan Kamil di Jakarta
Namun, bila Anies kalah, maka Anies tutup layar sebagai tokoh yang tak memiliki lagi kesempatan sebagai Capres. Meski bisa saja seperti Jenderal Purn Wiranto sudah pernah Capres lantas pula jadi Cawapres.
Oleh: Andrianto Andri, Aktivis Pergerakan 98
PILKADA langsung serentak yang akan digelar pada November 2024 ini, terdiri dari belasan provinsi dan kabupaten. Namun tetaplah sorotan utamanya ke Pilkada Jakarta (Daerah Khusus Jakarta).
Meski Presiden Joko Widodo sudah tanda tangan UU DKJ (25/4/2024), yang menyatakan Jakarta tetap ibukota sampai ada Keppres ibukota yang baru.
Tampaknya Jokowi ingin berbagi beban bilamana IKN mangkrak seperti Hambalang, maka Presiden berikutnya bisa kena getahnya.
Jebakan batman ini khas Jokowi yang dengan politik sanderanya memborgol para Ketum parpol untuk ikuti kemauannya.
Meskipun ada saling timbal balik juga, Jokowi paham betul watak orang kita yang tipikal haus jabatan untuk peroleh harta sebanyak banyaknya.
Mentalitas ini sudah dijabarkan Mochtar Lubis dengan karya ikoniknya “Manusia Indonesia” tahun 1977 yang menyebut ciri-ciri manusia Indonesia yakni: 1. Hipokrit atau munafik; 2. Enggan bertanggung jawab; 3. Berperilaku Feodal; 4. Percaya Takhayul; 5. Suka khayalan; 6. Berwatak lemah mudah disogok.
Saat ini semua perhatian tertuju ke pilkada Jakarta, Parpol yang tergabung dalam Koalisi Nomor 01 tampaknya akan mengusulkan Anies Baswedan dengan asumsi:
Pertama; Mereka ingin jatah kabinetnya utuh. tidak diambil Anies. Dengan Anies Baswedan bertarung apalagi sampai menang tentu akan jadi point bargaining.
Kedua; Elemen kekuasaan lewat Luhut Binsar Panjaitan Menkomarves sudah kirim sinyal toxin alias no buat kompetitor ke depannya. Jangan membesarkan anak macan.
Koalisi Nomor 02. Tentu juga tidak akan mau lepaskan Jakarta sebagai barometer, dan tentu Gubernurnya harus selaras sejalan, minimal tidak jadi pesaing lagi dalam pilpres 2029, bahkan berpotensi jadi pendamping cawapresnya.
Nama yang diunggulkan Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jabar yang miliki potensi dan elektabilitas. Ridwan Kamil yang merupakan kader Golkar tampaknya akan dibarter Dedi Mulyadi/kader Gerinda untuk Pilkada Jabar. Keduanya punya peluang besar dengan dukungan kekuasaan, ini sangatlah strategis menguasai kedua provinsi ini.
Koalisi Nomor 03. Sudah punya pilihan selain mengusung Jenderal Purn. Andika Perkasa. Sosok ini cukup ada effect kejut buat pemilih. Sebagaimana Pilkada Jakarta sebelumnya banyak sosok baru yang menang, apalagi Andika didudukung PDIP yang punya kekuatan paling memadai.
Buat PDIP juga saatnya menampilkan sosok baru selepas Ganjar Pranowo. Besar kemungkinan bila Andika yang menang, perpolitikan akan dinamis, ada 2 jenderal di kawasan Jalan Medan Merdeka.
Dengan spektrum eksptasi publik yang sama tipis, next Andika bisa jadi unggulan capres PDIP.
Anies Baswedan memang tidak banyak opsi, kehadirannya di kabinet sangat muskil. Tinggal tersisa jadi oposan di luar pagar atau ikut kemauan Parpolnya ikut Pilkada Jakarta.
Tidak ada yang dilanggar, toh Anies baru 1 periode bila menang akan lanjutkan kiprahnya dan tetap jadi icon publik dengan publisitas yang besar.
Namun, bila Anies kalah, maka Anies tutup layar sebagai tokoh yang tak memiliki lagi kesempatan sebagai Capres. Meski bisa saja seperti Jenderal Purn Wiranto sudah pernah Capres lantas pula jadi Cawapres.
Masih sampai bulan Agustus ini, tapi tampaknya 3 tokoh ini yang akan berlaga. Mungkin gelaran pilkada Jakarta 2024 ini yang paling iconik dan publik ikut bergairah di tengah skeptisme akibat penyelengara pemilu KPU yang buruk penuh skandal. (*)