Prabowo Bangkit atau Sama Dengan Jokowi Sebagai Boneka

Diprediksi bahwa Prabowo menjabat presiden akan mengemban beban yang sangat berat. Kalau Prabowo "memberontak" kepada Xi Jinping atau tidak melaksanakan sesuai janjinya melaksanakan kesepakatan Xi Jinping dengan Presiden Jokowi maka Prabowo akan "diselesaikan" oleh Xi Jinping.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

SIKAP kebijakan arah tujuan politik Presiden China Xi Jinping terhadap Indonesia melalui Prabowo Subianto pada 1 April 2024 lalu, Xi Jinping memberikan mandat kepada Prabowo untuk meneruskan dan berkomitmen melanjutkan kebijakan Joko Widodo. Dan, Prabowo pun berjanji akan komitmen melanjutkan program-program trouble maker-nya Jokowi.

Komitmen dan tugas Prabowo dari Presiden Jinping sesuai isi kesepakatan Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) pada 18 Oktober 2023 mengeluarkan pernyataan bersama untuk memperdalam kerja sama strategis komprehensif.

Hampir semua item kerjasama baik sumber daya alam (SDA) dan kelolaan sumber ekonomi lainnya diserahkan ke RRC untuk dikelola dengan selubung kerjasama saling menguntungkan. Tidak terlihat dan terbaca Indonesia ambil kekuatan teknologi atau sumber ekonomi milik RRC dikerjasamakan dengan Indonesia.

Kerjasamanya dengan dalih "Strategis Komprehensif" yang timpang, antara lain:

1.Kedua belah pihak memutuskan untuk memperkuat Kemitraan Strategis Komprehensif secara penuh dan efektif (“Rencana of Action") yang akan berkontribusi pada hubungan bilateral yang lebih kuat, beragam, berkualitas tinggi, dan saling menguntungkan.

2.Kedua belah pihak sepakat bahwa perubahan besar yang belum pernah terjadi dalam satu abad ini terjadi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

3.Kedua belah pihak sepakat bahwa pedoman dan konsensus kedua Kepala Negara merupakan acuan utama dalam menentukan arah serta mengembangkan perspektif jangka panjang hubungan bilateral ke depan.

4.Kedua belah pihak mengakui bahwa peradaban Tiongkok seperti “bertetangga yang baik” dan “mencari keharmonisan sambil menjaga perbedaan”.

5.Kerjasama Internasional yang ke-3. Pihak Tiongkok mengapresiasi Indonesia sebagai “Jalur Sutra Maritim Abad-21” kerja sama Belt and Road yang berkualitas tinggi, serta sinergi antara Belt and Road Initiaq (BRI). dan Poros Maritim Global (GMF) Indonesia.

6.Pengakuannya bahwa Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintahan sah yang mewakili seluruh Tiongkok dan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari Tiongkok dan dengan tegas mendukung upaya Pemerintah Tiongkok untuk mencapai tujuan tersebut.

7.Pihak Tiongkok mendukung "Pembangunan Ibu Kota baru Indonesia dan Kawasan Industri Kalimantan Utara, Pembangunan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional dan "Dua Negara, Taman Kembar".

8.Kedua belah pihak sepakat bahwa Inisiatif Pembangunan Global (GDI) yang diusulkan oleh Presiden Xi Jinping memberikan dukungan penting untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Sudah menjadi operasi intelijen China. Pertama, tujuan jangka pendek Prabowo menang itu untuk meng-backup melindungi Jokowi, keluarganya, dan kroni-kroninya dari sidang pengadilan rakyat. Dan, Kedua, tujuan jangka panjang renstra politik China Komunis untuk kuasai Indonesia.

Otomatis China Komunis akan mengontrol dan mengawasi semua gerak-gerik Prabowo sebagai Presiden pelanjut Jokowi.

Diprediksi bahwa Prabowo menjabat presiden akan mengemban beban yang sangat berat. Kalau Prabowo "memberontak" kepada Xi Jinping atau tidak melaksanakan sesuai janjinya melaksanakan kesepakatan Xi Jinping dengan Presiden Jokowi maka Prabowo akan "diselesaikan" oleh Xi Jinping.

Di tengah jalan Prabowo bisa di-kick, ditendang, oleh Xi Jinping karena Xi Jinping telah menyiapkan penggantinya tentunya orang dari koalisi merah, ending-nya Indonesia akan tetap saja terus dikuasi koalisi merah lagi yang sudah dipersiapkan Xi Jinping sebagai Presiden pengganti Prabowo adalah boneka Gibran Rakabuming Raka.

Prabowo akan bangkit lepas dari kuasa Xi Jinping (RRC) atau akan tunduk dan posisinya sama dengan Jokowi hanya sebagai boneka RRC. (*)