Prabowo Kuda Tunggangan?

Xi Jinping China sukses menjadikan Prabowo kuda tunggangan penurut. Ia dipanggil sesaat sebelum dijadikan Presiden, lalu dipanggil lagi saat awal memulai jabatan. Disambut dengan kehormatan agar semakin yakin dan merasa nyaman bersama.

Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

HOBBY Prabowo Subianto adalah memelihara dan menunggang kuda. Di Hambalang sekurangnya ada 18 ekor kuda peliharaannya, sedang di Sentul lebih banyak lagi konon ada 50 ekor. Saat masa kampanye ia berkuda bersama Gibran Rakabuming Raka, putera Joko Widodo. Satu dari tiga kuda pertamanya adalah Principe asal Portugal yang terberitakan di media berharga Rp 3 miliar.

Sebelum bergabung dalam Kabinet Jokowi, Prabowo adalah penunggang kuda yang hebat dengan dukungan penonton signifikan untuk memenangkan perlombaan Pilpres 2019. Tapi, sayang dalam pertarungan itu ia dikalahkan meski berbau tidak fair. Ketika itu, Jokowi sebagai Presiden memiilki segala sarana untuk menang termasuk dengan cara curang.

Pada Pilpres 2024 bantuan Jokowi sebagai Presiden sangat besar, ia mampu memanfaatkan Bansos, mengotak-atik Sirekap serta mengerahkan aparat termasuk Kepala Desa. Prabowo bersama pasangan Gibran menang kontroversial. Prabowo yang dulu kalah akibat curang kini menang dengan cara curang. Jasa besar main kayu Jokowi pengusaha kayu.

Prabowo penunggang kuda pada awal-awal pemerintahannya justru terindikasi menjadi kuda yang ditunggangi. Penunggang jagoannya masih Jokowi. Penyusunan Kabinet adalah bukti bahwa 16 menteri merupakan titipan Jokowi yang berfungsi sebagai tali kekang pengendali. Melindungi Gibran dari gangguan Prabowo. Bahkan Gibran harus terus digendong Prabowo hingga "dewasa" dan siap bertarung pada Pilpres 2029.

Dukungan terbuka Prabowo atas Pasangan Cagub Jawa Tengah Ahmad Lutfi – Taj Yasin telah menghebohkan. Presiden cawe-cawe tanpa rasa salah atau malu. Ternyata Lutfi – Yasin juga adalah pasangan dukungan Jokowi.

Prabowo bukan hanya terjebak tetapi "harus nurut" kepada kemauan Jokowi. Murid dipaksa taat kepada Suhu Jo. Prabowo telah mencoreng wajahnya sendiri.

Penunggang kuda Prabowo lain adalah konglomerat khususnya Naga-naga. Pengusaha ini menjadi kekuatan Oligarki yang telah menyingkirkan kedaulatan rakyat. PIK-1, PIK-2 dan BSD telah menjadi proyek titipan untuk dilanjukan fasilitasinya oleh Prabowo. Saat memenuhi undangan Xi Jinping hari-hari ini beberapa Naga penunggang kuda itu ikut serta.

Xi Jinping China sukses menjadikan Prabowo kuda tunggangan penurut. Ia dipanggil sesaat sebelum dijadikan Presiden, lalu dipanggil lagi saat awal memulai jabatan. Disambut dengan kehormatan agar semakin yakin dan merasa nyaman bersama.

Garuda diikat agar tidak bisa terbang.

Prabowo harus kembali menjadi penunggang kuda, bukan kuda tunggangan. Itu jika dia ingin mengakhiri jabatan dengan kenangan baik. Sebaliknya, nama Prabowo bukan saja sama busuk dengan Jokowi tetapi bisa lebih, jika hingga akhir jabatan, entah lima tahun atau kurang hanya menjadi kuda tunggangan.

Lebih parah lagi jika kuda itu ditunggangi justru untuk bertempur melawan rakyatnya sendiri.

"Kuda mudah dikuasai. Kuda adalah hewan ternak yang selalu memiliki hierarki dominasi. Jika dilakukan dengan benar, dominasi manusia dapat dengan mudah terbentuk selama pelatihan tanpa menyebabkan kuda menjadi sangat takut" (Carey A Williams, Ph.D, Spesialis Penyuluhan dan Manajemen Berkuda).

Jadi sesungguhnya penunggang kuda yang berbahaya dan jahat bagi Prabowo adalah Jokowi, Naga, dan China.

Lalu Gibran? Ia hanya anak kecil yang didudukkan di atas kuda untuk diajak jalan-jalan berkeliling dengan tali yang dituntun Jokowi.

Sedihnya, kuda itu hanya bisa meringkik. Kadang-kadang dengan suara keras. (*)