Tito Warning Resiko Capres Terbunuh Saat Kampanye Ditujukan ke Anies?
Dari jejak digital diketahui, saat Tito Karnavian menjabat Kapolri, mantan pejabat Polri yang masih termasuk “Solo Connectian” ini membentuk Satgassus Merah Putih yang merupakan jabatan non-struktural dalam Korps Bhayangkara.
Oleh: Mochamad Toha, Wartawan Freedom News
SEBUAH Video berdurasi 0:52 menit dari Mendagri Tito Karnavian yang beredar di beberapa media benar-benar sangat mengejutkan. Apalagi, di dalamnya terdapat narasi supaya siapkan kafan mulai sekarang.
Netizen pun bertanya, Apakah, “Peringatan, Ancaman atau Perintah kpd Snipernya utk melakukan eksekusi,” katanya. Tentu saja, mengapa tiba-tiba Mendagri Tito menebar ketakutan seperti itu? Ini ditujukan kepada siapa? Karena setidaknya ada tiga Capres dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti.
Yaitu Capres Nomor Urut 1 Anies Rasyid Baswedan, Nomor Urut 2 Prabowo Subianto, dan Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo. Warning itu ditujukan kepada siapa? Kalau Capres Prabowo dan Capres Ganjar, rasanya tidak mungkin. Karena keduanya masih termasuk “orang Istana”.
Diduga kuat, warning Tito itu ditujukan ke Capres Anies. Video “tebar ketakutan” oleh Mendagri Tito tersebut sebagai sebuah “perintah” agar segera dilakukan eksekusi. Jika ada capres terbunuh, Tito Karnavian berpotensi ditangkap dengan tuduhan sebagai dalang pembunuhan. Sebab, pesan dalam video itu merupakan perintah.
Meski Tito memberi warning yang dikaitkan dengan penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang saat itu sedang berpidato dalam sebuah acara kampanye di wilayah Kota Nara, Jepang, namun narasi dan warning tersebut, jelas ditujukan ke Capres tertentu di Indonesia.
Sekedar mengingat, mantan PM Jepang Shinzo Abe ditembak pada Jumat, (8/7/2022) pagi waktu setempat. Penembakan itu terjadi di wilayah Kota Nara. Shinzo Abe dilarikan ke rumah sakit pada pukul 11.54 dan langsung ditangani dokter. Tak tertolong, Shinzo Abe dinyatakan meninggal pada Jumat sore.
Dalam laporan media Jepang NHK, Abe saat itu sedang melaksanakan pidato politik pada pukul 11.30 waktu setempat. Tiba-tiba ada suara tembakan yang membuatnya jatuh dan mengalami pendarahan.
“Pada saat penyerangan, reporter Kyodo News yang sedang mewawancarai mendengar suara seperti dua tembakan," lapor media lokal lainnya Jepang, Niigata Nippo. Polisi sendiri kemudian telah menangkap pelaku penembakan.
"Menurut Pemadam Kebakaran Kota Nara, mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang diserang di Kota Nara, tidak sadarkan diri dan tampaknya mengalami henti jantung," ujar laporan terbaru media itu.
Shinzo Abe mulai menjabat sebagai PM Jepang pada 2006 hingga 2007. Lalu, di 2012 ia kembali menduduki jabatan nomor satu itu hingga mengundurkan diri pada 2020 akibat alasan kesehatan.
Saat masih menjabat, Abe berhasil membantu Jepang keluar dari siklus deflasi melalui pelonggaran moneter dan reformasi peraturan. Kebijakannya ini seringkali disebut ekonom sebagai "Abenomics".
Abe dikenal tangguh dalam mengatasi beberapa skandal yang melibatkan pemerintahannya. Salah satunya adalah skandal pada 2017 di mana ada dugaan alokasi tanah pemerintah untuk sekolah yang justru diberikan kepada rekannya dan istrinya Akie.
Sekitar sebulan setelah penembakan Abe di Jepang itu, peristiwa serupa juga terjadi di Ekuador, Rabu (9/8/2023). Capres Fernando Villavicencio, 59 tahun, ditembak dan dibunuh usai kampanye di wilayah utara negeri itu, Guito, Ekuador.
Villavicencio dilaporkan ditembak saat hendak memasuki mobil seusai kampanye di kota Quito, Rabu (9/8/2023). Villavicencio, yang juga anggota majelis nasional negara, diserang seorang pria yang melangkah maju dan menembak kepalanya sebanyak tiga kali.
Ia sempat dibawa ke pusat darurat setempat. Namun sayang dirinya tak tertolong. Mengutip BBC International, baku tembak juga sempat terjadi antara pelaku dengan keamanan. Tersangka juga meninggal karena luka-lukanya.
Peristiwa ini terjadi di tengah pemberitaan bahwa sejumlah orang bersenjata menyerang kantor partai Villavicencio, Movimiento Construye. Hal itu berlangsung di kota yang sama dengan peristiwa ia terbunuh, meski merupakan insiden terpisah.
"Pekan lalu, dia mengatakan dia dan timnya diancam oleh pemimpin geng yang terkait dengan perdagangan narkoba,” tulis Reuters.
Pendiri Satgassus
Kembali ke soal warning Mendagri Tito Karnavian yang pada hari-hari ini beredar luas di berbagai media di Indonesia. Pertanyaannya, apakah itu hanya sekedar peringatan atau ada unsur lainnya? Kalau Tito tidak mau menjawab, berarti mantan Kapolri ini bisa diduga kuat mengetahui adanya rencana untuk “menghabisi” seorang Capres yang berpotensi menang atas dukungan rakyat.
Dari jejak digital diketahui, saat Tito Karnavian menjabat Kapolri, mantan pejabat Polri yang masih termasuk “Solo Connectian” ini membentuk Satgassus Merah Putih yang merupakan jabatan non-struktural dalam Korps Bhayangkara.
Satgasus ini dibentuk pertama kali pada 2017 oleh Tito Karnavian. Pembentukan Satgassus Merah Putih ini untuk meredakan suasana usai peristiwa 411 atau unjuk rasa November 2016. Tujuannya, untuk mendekati pemuka agama usai kondisi memanas karena pernyataan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Adapun tugas dan fungsi Satgassus Merah Putih sebagaimana tertera dalam surat perintah (sprin) Nomor Sprin/681/III/HUK.6.6/2019 pada 6 Maret 2019, di antaranya yaitu melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana yang menjadi perhatian pimpinan di wilayah Indonesia dan luar negeri.
Selain itu, Satuan Tugas ini juga bertugas menangani upaya hukum pada perkara psikotropika, narkotika, tindak pidana korupsi, pencucian uang dan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE.
Irjen Ferdy Sambo tercatat pertama kali menjabat sebagai Kepala Satuan Tugas Khusus atau Kasatgasus Merah Putih pada 20 Mei 2020, lewat Sprin/1246/V/HUK.6.6/2020. Kala itu Eks Kadiv Propam Polri ini masih mengisi posisi sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.
Posisi Ferdy Sambo sebagai Kasatgasus Merah Putih kemudian diperpanjang hingga akhir 2022. Keputusan tersebut tertuang melalui Sprin/1583/VII/HUK.6.6./2022, berlaku mulai 1 Juli 2022 hingga 31 Desember 2022.
Seiring pencopotannya sebagai Kadiv Propam terkait kasus kematian Brigadir Joshua, Ferdy Sambo turut dicopot sebagai Kasatgasus Merah Putih. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membubarkan Satgassus Merah Putih yang dipimpin Irjen Ferdy Sambo.
Pembubaran itu resmi dilakukan pada Kamis, 11 Agustus 2022. Alasan Kapolri telah membubarkan Satgasus tersebut untuk efektivitas kinerja organisasi Polri. Pembubaran dilakukan setelah Timsus Polri menetapkan Ferdy Sambo menjadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir Joshua.
Meski telah dibubarkan Kapolri, secara personil anggotanya masih tetap bisa saling berhubungan di antara mereka eks anggota Satgassus Merah Putih. Dan, mereka tentunya masih bisa “ditugaskan” untuk melakukan tugas-tugas khusus seperti yang mereka lakukan sebelumnya. (*)