Alat Canggih untuk Wong Sugih

Namun apakah Alat yang sama memang benar-benar dipakai saat Debat Keempat Cawapres, Ahad kemarin? Ini Wallahualam. Karena memang dikondisikan untuk tidak dilakukan pemeriksaan (karena alasan Hak Imunitas tertentu) saat itu.

Oleh: KRMT Roy Suryo, Pemerhati Telematika & Multimedia Independen

ARTIKEL ini bisa disebut merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya kemarin (yang saya tulis sesaat setelah Promosi Doktor ASLI di UNJ, bukan abal-abal) yang berjudul "Antara Asam Sulfat (H2SO4) dan H2S", di mana banyak sekali mendapatkan respon positif bahkan meminta saya untuk merincikan secara lebih detail lagi tentang Alat-alat Canggih yang sekarang sudah beredar dan bisa dibeli oleh masyarakat di pasaran untuk melakukan "feeding" alias "pembisikan" dari tempat yang berbeda.

Jadi, kalau selama ini banyak Analis yang menulis soal adanya "Bone Conducted Speaker" alias Speaker yang sistem bekerja mengalirkan suaranya tidak secara langsung ke telinga namun hanya melalui konduksi/ditempel di kulit atau merambat melalui tulang manusia, hal tersebut tidak salah.

Bahkan, ada Speaker yang membran-nya sangat tipis sehingga bisa "diselundupkan" dalam Lipatan Krah Jaket dan kemudian dijahit agar tidak tampak (seperti Penyelundup-penelundup Narkoba yang mengelabuhi Petugas-petugas di bandara menggunakan Kompartemen khusus dijahit di kopornya) hal tersebut juga sangat mungkin, meski terdengar agak ribet.

Alat sekarang yang lagi populer – bukan karena adanya Debat Keempat Cawapres kemarin, namun memang sudah jauh-jauh hari sebelumnya – adalah Sound Partner with Bluetooth dari merk "A" (dulu brand ini dikenal dengan nama "S", kalau di Indonesia populer sebagai Merk Pompa Air).

Karena alat yang sebenarnya Headset/Headphone alias Speaker ini cara memakainya tidak perlu ditempel di telinga manusia, namun cukup "dikalungkan" di leher – mirip-mirip Peneng/Kalung untuk Hewan Peliharaan – dan Suaranya cukup untuk terdengar di telinga meski tidak keras untuk "bocor" sampai Microphone yang ada di dekatnya

Alat yang biasanya dipakai Wong Sugih alias Horang Kaya karena harganya yang lumayan mahal untuk ukuran Headphone Wireless ini lazim digunakan saat Olahraga atau Aktivitas dinamis yang memerlukan Gerakan lebih fleksibel dari Kepala (sehingga misalnya pakai Headset yang dipasang di telinga akan terlihat mengganggu).

Namun bukannya tidak mungkin untuk dipakai dalam Aktivitas lain, contohnya adalah yang mau digunakan untuk "feeding" instruksi/jawaban-jawaban pertanyaan tertentu namun tidak ingin kelihatan kalau menggunakan Headset tsb. Apalagi kalau alat ini "disembunyikan" di bawah Krah Jaket yang sengaja dipakai dengan posisi Kaku alias Tegak berdiri seperti Peneng atau Kalung Hewan Piaraan tsb.

Karena bersistem Wireless maka ada Unit Kotak Receiver yang juga harus dipasang di badannya, maka Wireless Receiver tersebut kalau mau tidak tampak juga bisa "disembunyikan" alias bisa dikamuflase ke dalam sebuah "Bantal Kesehatan" atau istilahnya "Pampers 5.0", sehingga aman kalau ditanya-tanya petugas, apalagi orang Awam yang tidak tahu teknis.

Jadi dengan Speaker yang disembunyikan di bawah Krah Jaket yang sengaja diberdirikan sehingga kaku menutup sempurna, atau bahkan dijahit di dalamnya, kemudian Kotak Wireless Receiver juga disembunyikan di balik Jaket dan kalau ditanya dijawab "Bantal Kesehatan" maka sempurnalah Aksi tipu-tipu penggunaan alat Feeding tersebut.

Kesimpulannya, apakah Alat untuk mem-Feeding secara Wireless ini Fakta dan Ada di pasaran Indonesia alias Bukan Hoax? Ya, jelas-jelas ini Fakta, Bukan HoaX bahkan saya tautkan Link/URL Pembeliannya secara online kalau diperlukan, meski harganya memang tidak murah alias biasanya untuk Wong Sugih alias Horang Kaya.

Namun apakah Alat yang sama memang benar-benar dipakai saat Debat Keempat Cawapres, Ahad kemarin? Ini Wallahualam. Karena memang dikondisikan untuk tidak dilakukan pemeriksaan (karena alasan Hak Imunitas tertentu) saat itu.

Tapi sekali lagi kalau saja hal tersebut memang benar-benar dilakukannya maka Astaghfirullah telah tega untuk melakukan Kebohongan Publik terhadap Seluruh Rakyat Indonesia, biarkan saja Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT yang memberi Ganjarannya ... (*)