Jokowi Dalam Bahaya
Jokowi terus tenggelam di alam fiksi, yang penuh kebohongan, menuju ke arah mendung gelap dan sangat mungkin sudah dekat halilintar akan menyambar diri. Akibat defisit akal sehat dan terus membabi-buta sebagai boneka.
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
JOKO Widodo alias Jokowi terus menabung surplus fanatisme menyeret para Buzzer semakin membabi- buta, buah survei bahwa dukungan ke Jokowi masih kuat di kisaran angka 82% atau mungkin sudah naik menjadi 100%, sayang angka tersebut angka ghaib, hasil rekayasa rentalan surveyor yang sedang kesurupan.
Surplus fanatisme ini sedang membesar bersamaan perlawanan rakyat makin membesar. Wajar Jokowi kebingungan membaca hasil survei abal-abal bisa membuat otaknya pecah berantakan.
Jalan pintas harus menghindar dari para demo buruh dan lebih happy kunjungan kerja ke Jawa Timur. Muncul-lah dugaan masyarakat luas ini lari dari demo aspirasi rakyatnya lebih baik tengok bebek berdialog dengan bebek, terbebas dari para bebek yang bandel melawan.
Terjadinya "Defisit Akal Sehat" mengutip konsep the middle ground karya Isaiah Berlin, melahirkan konsep kunci "the middle ground": siapapun yang mencoba perjuangkan kemerdekaan, termasuk kemerdekaan berpikir dan berpendapat, akan berada di posisi tengah yang begitu berbahaya: "akan menjadi sasaran kecaman, intimidasi, pembunuhan karakter, pemenjaraan, bahkan pembunuhan, sementara suara rakyat sama sekali tidak di dengar dan dihargai".
Dengan kata lain bahwa aspirasi rakyat tetap akan dianggap sampah, dan mendapatkan persekusi dengan berbagai rekayasa, penguasa atau Jokowi tetap ingin aman dari berbagai gangguan kritik masyarakat. Ini sinyal penguasa akan berubah menjadi "tiran".
Jadi, merekalah sesungguhnya sesungguhnya yang sedang terkena wabah sontoloyo, atau seperti kata Rocky Gerung, "Bajingan Tolol".
Sindiran dan kritik keras dari Prof. Daniel M Rosyid bahwa: "apabila di negeri di mana jagad politik dihuni para bandit, badut, dan bandar politik, dan rakyat hanya jadi jongos politik, maka keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan, kecerdasan tidak dapat ditemukan. (Are nowhere to be found)
Jokowi terus tenggelam di alam fiksi, yang penuh kebohongan, menuju ke arah mendung gelap dan sangat mungkin sudah dekat halilintar akan menyambar diri. Akibat defisit akal sehat dan terus membabi-buta sebagai boneka.
Tinggal menunggu waktu, dengan ramalan sang tokek antara selamat atau harus terpelanting jatuh dan berakhir dengan kehidupan yang berantakan.
Gelombang demo yang akan berubah menjadi kekuatan people power sudah tak bisa lagi dihindari. Rintihan pada akhir kehidupannya sudah tidak berguna lagi. Tiba waktunya hukuman rakyat akan menimpanya. Jokowi dalam bahaya. (*)