Mas Anies, Sang Ayatullah Perubahan
Kisah perjuangan Mahatma Gandhi, Marthin Luther King, Pope Leo XIII dan Ayatullah Khomaini yang melawan rezim tiran setidaknya menjadi inspirasi perubahan nasib rakyat dan arah kebijakan bangsa yang berpihak.
Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi
BULAN Agustus bagi bangsa Indonesia identik dengan bulan perjuangan dan pembebasan. Setidaknya hari ini ada dua peristiwa besar yang saling terkait di Indonesia, satu terjadi di Jakarta dan satu lagi di Surabaya.
Yang terjadi di Jakarta pada Kamis, 10 Agustus 2023, ini di depan gedung DPR/MPR RI terjadi aksi tuntutan oleh sejuta kaum buruh dengan isu mendasar cabut Omnibus Law, undang-undang haram cipta kerja. Undang-undang yang dirasa oleh kaum buruh sebagai undang-undang penindasan, dan undang-undang penjajahan yang merampas hak-hak buruh.
Bagi mereka perjuangan ini bukan sekedar berjuang untuk kepentingannya, tapi juga perjuangan melawan undang undang penjajah Omnibus Law sebagai upaya untuk mengubah masa depan anak-anak Indonesia, ada jaminan tentang pekerjaan bagi masa depannya.
Sementara yang terjadi di Surabaya adalah dukungan tokoh-tokoh agama, baik dari kalangan non Muslim maupun Muslim. Dukungan 8 orang pendeta di Surabaya dan Sidoarjo tersebut, dan akan menghadirkan lagi 250 pendeta di Jawa Timur, yang mewakili dirinya sebagai penggembala kepada Anies Baswedan adalah sebuah pesan bahwa telah terjadi sesuatu yang mengancam harkat dan martabat kemanusiaan, sehingga perlu dilakukan perubahan.
Menyusul tanggal 10 Agustus 2023, di Pondok Pesantren At Tauhid Sidosermo Surabaya, 200 Kiai mengusulkan calon wakil presiden mereka untuk mendampingi Mas Anies. Para Kiai dan Pendeta meyakini bahwa harus ada perubahan untuk menyelamatkan Indonesia dan itu dipercayakan pada Anies Baswedan.
Sejarah pergerakan yang dilakukan oleh kaum buruh dan tokoh agama selalu mencatatkan bahwa perjuangan yang mereka lakukan adalah perjuangan suci, karena berisi nilai-nilai spritual dan keadilan.
Kaum buruh adalah orang-orang yang bekerja untuk mendapatkan upah. Mereka biasanya bekerja di pabrik, perkebunan, pertambangan, dan industri lainnya.
Kaum buruh sering kali mengalami penindasan dan eksploitasi dari para majikan mereka. Mereka dipaksa bekerja dengan jam yang panjang, upah yang rendah, dan kondisi kerja yang buruk.
Kaum buruh telah berjuang untuk mendapatkan hak-hak mereka sejak abad ke-19. Mereka melakukan berbagai aksi, seperti pemogokan, demonstrasi, dan mogok makan. Mereka juga membentuk serikat pekerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
Tokoh agama telah memainkan peran penting dalam perjuangan kaum buruh. Mereka memberikan dukungan moral dan spiritual kepada kaum buruh. Mereka juga mengajarkan kaum buruh tentang nilai-nilai keadilan dan kesetaraan.
Berikut adalah beberapa tokoh agama yang telah berjasa dalam perjuangan kaum buruh: Mahatma Gandhi (Hindu), Martin Luther King Jr. (Kristen), Pope Leo XIII (Katolik), Ayatollah Khomeini (Islam).
Tokoh-tokoh agama ini telah memberikan kontribusi besar dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Mereka telah membantu kaum buruh untuk mendapatkan upah yang layak, kondisi kerja yang baik, dan jaminan sosial.
Kolaborasi kaum buruh dan tokoh agama membuktikan bahwa perjuangannya adalah perjuangan yang suci yang bisa menghasilkan capaian: Hak untuk berserikat, Hak untuk mogok, Jam kerja yang wajar, Upah yang layak, Kondisi kerja yang baik, Jaminan sosial.
Perjuangan kaum buruh masih terus berlangsung hingga saat ini. Mereka masih berjuang untuk mendapatkan hak-hak mereka yang belum terpenuhi. Namun, perjuangan kaum buruh ini telah membuahkan hasil yang sangat positif. Kaum buruh telah mendapatkan banyak hak yang sebelumnya tidak mereka miliki.
Perjuangan kaum buruh adalah perjuangan yang penting. Mereka berjuang untuk mendapatkan hak-hak mereka yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan. Perjuangan kaum buruh juga bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dengan adanya hak-hak yang terpenuhi, kaum buruh dapat hidup lebih baik dan bisa berkontribusi lebih besar bagi pembangunan masyarakat.
Perjuangan kawan-kawan buruh, saat ini, 10 Agustus 2023, akan menjadi titik temu apa yang mereka perjuangkan dengan apa yang akan diperjuangkan oleh Anies Baswedan.
Mas Anies dengan lantang memekikkan perubahan Indonesia dengan 4 hal mendesak untuk dilakukan, yaitu, pertama, tentang mahalnya harga bahan pokok pangan. Tak ada satupun orang yang waras di dunia ini yang mau bertahan dengan mahalnya harga bahan pokok pangan, kecuali memang anda adalah orang bayaran yang dibayar untuk menopang kebohongan.
Setiap orang waras pasti berharap ada perubahan harga bahan pokok pangan, dan itu yang akan diperjuangkan oleh Mas Anies. Kedua, tentang sulitnya lapangan pekerjaan, adakah orang waras yang senang dengan sempitnya lapangan pekerjaan bagi dirinya, sementara tenaga kerja asing (China) diberi kesempatan seluas luasnya untuk merampas pekerjaan warga negara?
Mas Anies menawarkan bahwa ini harus diubah, warganegara harus diberi kesempatan seluas luasnya untuk mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Akankah anda bertahan dalam situasi sulit mendapatkan pekerjaan sementara asing dengan leluasa menjarah kesempatan kerja itu.
Ketiga, tentang kualitas dan akses pendidikan. Sebagai mantan rektor dan menteri pendidikan, Mas Anies tentu sangat paham persoalan pendidikan. Oleh karenanya hal yang ditawarkan beliaunya adalah perbaikan kualitas pendidikan dan akses untuk mendapatkannya. Karena dengan cara ini, bangsa ini akan cerdas dan akan berdaya.
Keempat, Mas Anies menawarkan layanan kesehatan yang baik bagi masyarakat. Hal yang pernah beliau lakukan di Jakarta dengan membebaskan biaya kesehatan bagi warganya.
Gagasan perubahan dan keberlanjutan yang digaungkan oleh Mas Anies menemukan momentum yang tepat, di saat buruh dan masyarakat melakukan aksi tuntutan perbaikan nasib mereka dengan dicabutnya Omnibus Law, di saat bersamaan tokoh-tokoh agama di Jawa Timur menghendaki adanya perubahan kepemimpinan agar bangsa ini menjadi bangsa yang bahagia dan sejahtera.
Kisah perjuangan Mahatma Gandhi, Marthin Luther King, Pope Leo XIII dan Ayatullah Khomaini yang melawan rezim tiran setidaknya menjadi inspirasi perubahan nasib rakyat dan arah kebijakan bangsa yang berpihak.
Hadirnya Anies sebagai sang Ayatullah perubahan, adalah sebuah keniscayaan yang ditunggu bangsa ini. Semoga tahun 2024, Mas Anies sang Ayatullah perubahan, ditakdirkan memimpin Indonesia. Semoga! (*)