Para Buzzer Cuan Ramai-ramai Jilat Ludah Sendiri
Tampaknya soal perintah junjungan yang sangat mereka kagumi. Soal jelas perintah Jokowi. Agar Prabowo dibikin serius sebagai capres. Perlu polesan Armando, Abu Janda, dan yang lainnya yang bersedia mengorbankan idealisme.
Oleh: Asyari Usman, Jurnalis Senior Freedom News
CAWE-cawe pilpres langgar konstitusi. Presiden Joko Widodo bilang, tidak melanggar. Dia tegaskan tidak akan netral pada pilpres. Ini juga melanggar UUD. Lain lagi pelanggaran etika.
Yang sangat kasihan adalah para buzzer cuan. Mereka juga bingung mengikuti cawe-cawe Jokowi. Buzzer cuan yang semula sekandang dan seiya-sekata, kini mulai berkelahi.
Denny Siregar pecah kongsi dan cakar-cakaran dengan Ade Armando, Abu Janda, Guntur Romli, dlsb.
Armando mulai bersilat lidah dengan Guntur Romli. Armando dan Abu Janda “menyusup” ke kubu Prabowo Subianto. Ini pun sangat mengherankan. Dulu mereka ini menyerang habis Pak Prabowo ketika Pilres 2019. Semua caci dan kutukan mereka kepada Prabowo masih segar dalam ingatan. Semuanya masih ada dalam rekam jejak digital.
Guntur Romli diserang karena dinilai oleh bekas teman-temen seperjuangannya sebagai licik. Dia keluar dari PSI dengan alasan setelah partainya itu memiliki niatan mendukung Prabowo sebagai capres 2024, bukan mendukung Ganjar Pranowo, apalagi Anies Baswedan.
Ternyata itu hanya sebagai alasan saja, karena Guntur Romli sudah menjadi caleg PDIP sehingga oleh kawan-kawannya disebut "licik". Rupanya, kata seorang bekas temannya, si Guntur Romli ini mencalegkan diri lewat PDIP.
Singkatnya, Guntur Romli diam-diam menjadi caleg PDIP sepertinya tanpa sepengetahuan teman-temannya di PSI. Ketika Prabowo datang ke PSI, dan partai itu disinyalemen memiliki niatan untuk mendukung Prabowo, maka momentum ini dijadikan alasan Guntur Romli "pamit" keluar dari PSI.
Masih ingat Abu Janda mencerca Prabowo? Tentulah masih segar. Tapi, herannya para pendukung Prabowo bisa terpukau oleh loncatan si Abu ke kubu Prabowo. Semua terdiam. Tidak ada sepatah katakan dari orang Prabowo yang berkeberatan.
Padahal, si Abu pernah menjelek-jelekkan Prabowo sampai kandas dalam musim pilpres 2019. Sekarang, Prabowo-lah bulan, Prabowo-lah bintang. Sembah sujud plus jilatan terbaik kepada Prabowo.
Begitu juga Armando. Dulu menjelekkan mantan Danjen Kopassus yang mengoperasikan Tim Mawar untuk menculik sejumlah mahasiswa yang ikut demo anti-Suharto pada Mei 1998.
Denny melarang Armando kritik PDIP. Bisa dipahami. Karena PDIP mencapreskan Ganjar Pranowo yang menjadi idola Denny. Di lain pihak, Armando adalah seorang yang “berpikiran fair”. Haha. Dia akan kritik yang dianggapnya tidak benar.
Nah, fenomena apakah yang sedang melanda kaum buzzer cuan itu? Soal cuan, ideologi, atau perintah junjungan?
Tampaknya soal perintah junjungan yang sangat mereka kagumi. Soal jelas perintah Jokowi. Agar Prabowo dibikin serius sebagai capres. Perlu polesan Armando, Abu Janda, dan yang lainnya yang bersedia mengorbankan idealisme.
Jadi, menjilat ludah sendiri tidak masalah bagi mereka. Mereka tutup mata, tutup telinga. Ganti kulit muka dengan kulit badak.
Kita tunggu bagaimana cara mereka menjilat majikan baru yang dulu mereka caci-maki. (*)