Beratnya Menggenggam Bara Api
Bukan berarti sabar itu ada batasannya. Sabar bukan membuat manusia menjadi penakut, dan menyerah terhadap keadaan, menerima apa adanya adalah sabar. Itu merupakan sabar yang bodoh.
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
DENGAN bersandar pada sirrah "Nabawiyah", Rasulullah SAW, bersabda: “Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.”
Jangan setengah-setengah dalam berjuang membela kebenaran dan keadilan. Jika agama kita digenggam dengan erat, keimanan yang kuat, bara api akan padam. Jika disentuh ragu-ragu, was-was, bimbang tidak yakin dengan kebenaran agamanya maka api tidak akan padam, bahkan bisa membakar dirinya.
Allah Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan.” (Al-Baqarah: 208). Waspadalah kelak akan datang zaman banyak kerusakan merajalela, kezaliman, kemaksiatan dianggap biasa.
Pada akhir zaman akan semakin sedikit kebaikan, semakin banyak kebathilan dan kemungkaran, semakin banyak yang menentang kebenaran, dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat kekuasaan dan condongnya manusia cinta pada dunia.
Menghadapi segala kesulitan dunia dan ketika ditimpa penyakit "takut mati dan cinta dunia (Wahn)", manusia akan larut dengan kekuasaan dan kezaliman.
Bukan berarti sabar itu ada batasannya. Sabar bukan membuat manusia menjadi penakut, dan menyerah terhadap keadaan, menerima apa adanya adalah sabar. Itu merupakan sabar yang bodoh.
Sabar tidak berarti diam dan bodoh, pada hakekatnya sabar yang tepat adalah di mana ada waktunya melakukan suatu hal dengan tepat.
Api yang panas berbalik menjadi dingin bagi Nabi Ibrahim. Laut yang menenggelamkan, menjelma menjadi daratan dan jalan bagi Nabi Musa. Sumur yang sepi dan dalam tak menjadikan Nabi Yusuf mati dalam kesendirian. Perut ikan yang tak tembus pandang justru menjadikan Nabi Yunus kembali semangat dan tenang.
Lalu apa yang mesti kita khawatirkan. Kemenangan adalah ketika perjuangan berada pada jalan kebenaran. Terus berjuang di jalan kebenaran tersebut dengan bersandar dan selalu berada pada kepasrahan dan ketundukan kepada Allah SAW, maka pertolongan-Nya akan datang tepat pada waktunya. Itu janji dan jaminan kepada hamba-Nya yang senantiasa bersabar di atas kebenaran.
Kobarkan semangat perjuangan sebagai pembela kebenaran, keadilan, selamatkan negara ini dari para penghianat dan pecundang, pemimpin yang zalim. Jangan biarkan negara yang sedang berada pada jurang kehancurannya. (*)