Catatan Debat Kedua Cawapres, Segmen Kesatu (1)

Moderator seharusnya tidak mengijinkan atau membatalkan pertanyaan yang tidak jelas dan ambigu serta menjebak tersebut. Moderator seharusnya minta Gibran mengajukan pertanyaan lain, kalau ada.

Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)

DEBAT Kedua Cawapres pada Jum’at, 22 Desember 2023, terdiri dari enam segmen, dengan tema pembahasan: Ekonomi Kerakyatan dan Digital, Keuangan, Investasi, Pajak, Pengelolaan APBN dan APBD, Perdagangan, Infrastruktur dan Perkotaan.

Segmen pertama mengenai penyampaian visi misi dan program kerja dari setiap peserta debat. Segmen ini tidak begitu menarik, karena cukup menghafal visi misi dan program kerja, yang kemudian disampaikan dalam empat menit.

Segmen kedua dan ketiga merupakan pertanyaan kepada salah satu cawapres yang kemudian akan ditanggapi oleh dua cawapres lainnya. Setiap cawapres akan mendapat pertanyaan, yang disusun oleh panelis, diserahkan kepada KPU, kemudian dibacakan oleh moderator.

Pertanyaan dari panelis seharusnya disimpan tersendiri yang baru boleh dibuka pada saat debat. Artinya, pertanyaan panelis seharusnya tidak diserahkan kepada KPU untuk menghindari agar tidak disalahgunakan oleh oknum KPU dan dibocorkan kepada peserta debat, mengingat netralitas dan kemandirian KPU saat ini dipertanyakan publik karena diduga kuat tidak lagi independen tetapi di bawah pengaruh pihak tertentu.

Pada segmen dua dan tiga ini, semua peserta debat dapat menjawab cukup baik dan lancar. Tetapi ketika memberi tanggapan, meskipun terkesan sudah dipersiapkan, beberapa materi tanggapan itu menyimpang dari konteks subtema pembahasan, alias keliru, dan bahkan cukup ngawur.

Untuk hal ini, akan dibahas lebih detil per topik pertanyaan dan tanggapan di tulisan selanjutnya.

Oleh karena itu, segmen 2 dan segmen 3 juga kurang menarik karena pertanyaan-pertanyaan yang dibuat panelis tidak diajukan secara spontan kepada peserta debat. Kalau pertanyaan diajukan oleh panelis secara langsung dan spontan kepada setiap peserta debat, dapat dipastikan kualitas debat akan meningkatkan drastis.

Segmen 4 dan segmen 5 adalah segmen yang paling menarik, karena masing-masing cawapres diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan kepada kedua cawapres lainnya. Segmen ini seharusnya menjadi ajang debat yang sesungguhnya, untuk mengukur kedalaman pemikiran visi dan misi dari setiap peserta debat.

Tentu saja dengan syarat pertanyaan dari setiap cawapres harus fair dan mengutamakan sportivitas debat, serta relevan dengan tema debat yang sudah disepakati, yaitu Ekonomi Kerakyatan dan Digital, Keuangan, Investasi, Pajak, Pengelolaan APBN dan APBD, Perdagangan, Infrastruktur dan Perkotaan,

Artinya, setiap pertanyaan yang diajukan oleh salah satu peserta debat harus jelas dan tidak ambigu.

Sangat disayangkan, segmen yang menarik ini ternodai oleh pertanyaan Gibran Rakabuming Raka kepada Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Gibran terlihat memberi pertanyaan yang tidak jelas, ambigu dan tidak lengkap, sehingga mencederai fairness debat.

Pertanyaan tersebut bahkan bersifat menjebak karena merujuk pada sebuah singkatan tanpa mau menjelaskan kepanjangannya. Selain itu, singkatan yang mempunyai kepanjangan dalam bahasa Inggris tersebut, (SGIE = State of the Global Islamic Economy), tidak diucapkan dalam bahasa Inggris, tetapi diucapkan dalam lafal bahasa Indonesia.

Sehingga membuat pihak yang ditanya, Cak Imin, berpikir keras, apa kepanjangan SGIE dalam bahasa Indonesia. Tentu saja, kepanjangan yang dimaksud itu tidak pernah ada.

Moderator seharusnya tidak mengijinkan atau membatalkan pertanyaan yang tidak jelas dan ambigu serta menjebak tersebut. Moderator seharusnya minta Gibran mengajukan pertanyaan lain, kalau ada.

Begitu juga dengan pertanyaan Gibran kepada Mahfud mengenai regulasi carbon capture and storage. Pertanyaan ini seharusnya dibatalkan karena di luar konteks tema debat, di mana carbon capture and storage merupakan permasalahan perubahan iklim (climate change) yang tidak masuk dalam tema debat.

Kedua, permasalah perubahan iklim bukan hanya penangkapan karbon dan penyimpanan (carbon capture and storage, CCS) tetapi bagaimana melarang atau membatasi emisi karbon sejak awal. Kalau ini ditangani dengan kebijakan secara menyeluruh, maka tidak ada lagi masalah CCS (carbon capture and storage).

Jangan sampai debat capres dan cawapres ini ternodai oleh ketidak-profesionalan moderator, apalagi kalau sampai ada kesan keberpihakan.

Segmen terakhir merupakan segmen penutup acara debat, di mana setiap peserta debat memberikan closing statement yang tentu saja sudah disiapkan dari jauh hari.

Semoga acara debat capres dan cawapres mendatang bisa dilaksanakan secara lebih profesional, dan mandiri. (*)