Coming Soon: Desak Anies To Be Desak Presiden

Anies yang didesak, penonton yang rasanya sesak. Sebuah kampanye dialogis yang magis. Semua ingin hadir, semua ingin berkeluh kesah, semua yakin Anies adalah pemecah masalah. Yakin Anies, yang mau mendengar suara rakyat, dialah yang akan mendapatkan suara rakyat.

Oleh: Rahmi Aries Nova, Jurnalis Senior Freedom News

SEBAGAI media tentu mudah bagi saya untuk bisa mengikuti kegiatan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01, Dwitunggal Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Terlebih lagi, baik Anies maupun Gus Imin dan timnya memakai prinsip kampanye riang gembira, tidak ada yang ditutupi dari media.

Tapi melihat fenomena 'Desak Anies' yang sudah menjadi 'Kampanye Hati', keinginan hadir bukan sebagai media tapi orang biasa yang muncul tiba-tiba. Hati ini mendesak raga untuk ikut larut di dalamnya.

Info akan hadirnya 'Desak Anies' episode ke-16 di Jakarta langsung saya tandai sebagai suatu yang tidak boleh dilewatkan. Dan, bahkan suatu hal yang harus 'dinikmati' secara alami dari mulai proses pendaftarannya.

Betul saja, setelah berhasil mendaftar kita tidak tahu apakah kita bisa hadir atau tidak, deg-degan gitu. Maklum dalam acara-acara sebelumnya, kapasitas tempat acara hanya untuk ratusan orang tapi yang mendaftar ribuan orang. Jadi tidak semua pendaftar bisa dapat undangan.

Untungnya di penghujung malam H-1 ada pesan masuk via WhatsApp dengan teks sebagai berikut:

Kepada Para Pendesak Anies di Tempat,

Anda diundang untuk ikut menyaksikan, bertanya, dan menyampaikan keresahan secara langsung ke Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan dalam acara, “DESAK ANIES: Perempuan, Lingkungan Hidup, dan Agraria”

Hari/Tanggal : Kamis, 18 Januari 2024 Waktu Acara : 12.00 - Selesai Lokasi : Hallf Patiunus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Siapkan pertanyaan, keresahan, ataupun saran untuk perbaikan kesehatan untuk mendesak Anies secara langsung! RSVP: bit.ly/KonfirmDesakAnies

Wow... Luar biasa rasanya, tak sabar menanti esok tiba.

Betul saja, siang itu kawasan Patiunus Kebayoran Baru (kawasan elite di Jakarta Selatan) yang biasanya sunyi sepi ramainya luar biasa. Antrian undangan yang akan hadir mengular hingga ke jalan raya. Di dalam gedung Anies sendiri ternyata masih menjalani sesi pertama 'Desak Anies' dengan tenaga kerja kesehatan (Edisi Nakes) yang sudah berlangsung sejak pagi.

Apa boleh buat jadwal pun harus molor karena usai acara para nakes enggan meninggalkan tempat acara. Terdengar panitia berkali-kali mengumumkan agar segera mengosongkan tempat karena akan dipakai sesi kedua 'Desak Anies' hari itu.

Para undangan pun mendaftar ulang di meja pendaftaran yang berjejer panjang. Prosesnya lancar dan masuk ke dalam ruangan tanpa halangan. Alhamdulillah, bisa duduk paling depan seperti satu sebuah kehormatan.

Betul saja ini adalah edisi 'Desak Anies' yang istimewa. Bukan karena eksklusif, tidak disiarkan secara live streaming karena hak siarnya milik kanal YouTube Total Politik, tapi karena dari awal hingga akhir acaranya yang dipandu Budi Adiputro, Arie Putra, dan Bella Fawzi ini begitu mengharu biru.

Mulai dari kedatangan pelajar SMA Ahmad Mujahid alias Muje yang membawa surat izin untuk meninggalkan sekolah dengan alasan ikut 'Desak Anies' sampai Adinda, mahasiswa Paramadina yang sangat peduli dengan Undang-undang Peduli Pekerja Rumah Tangga yang secara kebetulan bisa satu panggung dengan Suwarni, perempuan hebat yang lebih dari separuh hidupnya berjuang untuk keluarganya dengan menjadi pekerja rumah tangga.

"Kita tidak pernah menduga yang memperjuangkan dan diperjuangkan bisa satu panggung seperti ini," cetus Anies penuh haru melihat banyak undangan yang tak kuasa menahan air matanya.

Begitulah kisah-kisah yang mengharukan, menginspirasi selalu hadir dari acara ini, termasuk kisah anak perempuan usia 15 tahun pengidap disleksia atau mahasiswi yang galau karena belum bisa menyakinkan orang tuanya untuk memilih pasangan AMIN.

Anies yang didesak, penonton yang rasanya sesak. Sebuah kampanye dialogis yang magis. Semua ingin hadir, semua ingin berkeluh kesah, semua yakin Anies adalah pemecah masalah. Yakin Anies, yang mau mendengar suara rakyat, dialah yang akan mendapatkan suara rakyat.

Pada akhirnya 'Desak Anies' akan menjadi 'Desak Presiden', coming soon, segera. (*)