"Fatamorgana" Kemenangan Prabowo, Berpratanda Berakhir Hampa
Begitulah gambaran rumah tangga Prabowo Subianto. Salah satu penyebab faktor Internalisasi kekalahan pada Pilpres 2014, karena tidak didampingi istri yang memberikan saran pertimbangan. Pilpres 2019 maju lagi dan kalah lagi.
Oleh: Hamka Suyana, Pengamat Kemunculan Pratanda
SEMUA kejadian penting yang menimpa seseorang, selalu diawali dengan kemunculan pratanda atau tanda-tanda atau isyarat. Kejadian baik atau buruk, berkah atau musibah, sukses atau gagal, sudah diperingatkan Allah melalui kemunculan pratanda. Hanya saja, karena pratanda bersifat implisit atau tersirat atau tersembunyi, sehingga tidak semua orang mampu menangkap dan membacanya.
Tentang kemunculan pratanda atau tanda-tanda, banyak ayat dalam Al Qur'an yang mengisyaratkan agar umat Islam membaca tanda-tanda, seperti yang yang terkandung pada ayat 75, Surat Al Hijr, Allah berfirman: اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْمُتَوَسِّمِيْنَۙ yang artinya:
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan (dengan saksama) tanda-tanda (itu)”. (Al-Ḥijr [15]:75)
Tanda-tanda atau pratanda merupakan bagian awal dari perjalanan nasib menuju takdir yang akan dialami oleh seseorang. Hanya saja yang bisa ditangkap dan dibaca pratanda atau tanda-tandanya adalah takdir Muallaq (takdir pilihan) di mana orang yang bersangkutan ikut menentukan takdir yang akan terjadi. Sedangkan takdir Mubram (kepastian Allah) seperti rahasia takdir kematian, tidak bisa dibaca pratandanya.
Tentang rahasia Allah siapa yang akan ditakdirkan Allah memimpin Indonesia selama 5 tahun ke depan termasuk Takdir Muallaq, karenanya, tanda-tanda atau pratandanya sudah muncul jauh waktu sebelum Takdir Muallaq terjadi.
Gambaran singkat tanda-tanda yang akan mendapatkan Takdir Muallaq jabatan presiden 2024 – 2029 dengan pembagian ciri-ciri yang muncul dari alam bawah sadar para capres, dengan pratanda sebagai berikut.
Satu; Capres yang alam bawah sadarnya berisi Keinginan menjadi presiden, akan berakhir Tersisih. Dua; Capres yang akan bawah sadarnya berisi Cita-Cita ingin menjadi presiden, dia akan berakhir Tersingkir. Tiga; Capres yang alam bawah sadarnya berisi Tekad Unggulan jabatan presiden, pada akhirnya yang akan Terpilih.
Berdasarkan klasifikasi tersebut dan dengan menghubungkan pratanda yang muncul dari alam bawah sadar para capres, diperoleh cacatan hasil pengamatan sebagai berikut.
Capres yang alam bawah sadarnya berisi Keinginan menjadi presiden adalah Ganjar Pranowo.
Sinyal pratanda bahwa dia akan Tersisih sudah muncul isyaratnya pada momentum Debat Capres. Waktu itu ia melontarkan pertanyaan kepada Capres Anies Baswedan tentang program pemindahan ibukota negara oleh Presiden Joko Widodo yang kala itu berindikasi "tidak disetujui" Capres Anies Baswedan.
Pada saat Anies Baswedan menjawab pertanyaan dengan pedoman perundang-undangan dan pemindahan ibukota negara belum menjadi kebutuhan, terjadilah reaksi spontan gestur tubuh Ganjar Pranowo. Punggungnya tiba-tiba agak membungkuk, kepalanya agak tertunduk. Gestur tubuh demikian merupakan isyarat dari alam bawah sadar yang jatuh mental. Kemunculan pratanda dicatat sebagai pratanda akan Tersisih.
Alhamdulillah, catatan kemunculan pratanda yang terbaca dari alam bawah sadar akurat. Perolehan suara Ganjar Pranowo berada pada posisi terakhir dibanding kedua capres lainnya.
Bagaimana pratanda yang muncul dari alam bawah sadar Prabowo Subianto?
"Andaikata" Prabowo Subianto pada akhirnya, gagal lagi menjadi presiden, sudah muncul cukup banyak pratanda dari alam bawah sadarnya yang mengindikasikan bahwa Cita-Cita menjadi presiden, akan berakhir Tersingkir.
Dari sekian banyak kemunculan pratanda dari alam bawah sadar Capres 02, yang menyiratkan sebagai isyarat akan tersingkir, di antaranya sebagai berikut:
Satu; Tidak punya Tekad Unggulan jabatan presiden. Dua; Didampingi Cawapres yang berpratanda sebagai penyokong terbesar faktor kegagalan; Tiga; Tidak punya pendamping yang berperan besar sebagai penyeimbang dan pemberi masukan penting dalam memutuskan tindakan yang bersifat mendasar.
Penjelasan Satu
Penyebab internalisasi kekalahan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 dan 2019 karena alam bawah sadarnya tidak memiliki "Tekad Unggulan" jabatan presiden. Padahal, "Tekad Unggulan" adalah Tiket Untuk Menang.
Berdasarkan kumpulan hasil pengamatan terhadap kemunculan pratanda pada Pilpres 2024, alam bawah sadar Prabowo Subianto Kosong dari "Tekad Unggulan" jabatan presiden.
Penjelasan Dua
Karena alam bawah sadar kosong "Tekad Unggulan" jabatan presiden, maka Hukum Tarik Menarik (LOA) pun berlaku yaitu unsur dari alam yang menjadi faktor penyokong kekalahan yang tersedot merapat. Di antaranya adalah kehadiran Cawapres yang "tidak layak" menjadi pemimpin nasional.
Penjelasan Tiga
Islam memerintahkan agar umatnya yang sudah dewasa menikah atau berumah tangga. Di antara sekian banyak hikmah perintah menikah antara lain agar pasangan suami istri lebih tenang dan aman menjalani kehidupan menuju kebahagiaan dan kesuksesan dunia akhirat.
Peran dan fungsi istri terhadap suaminya adalah sebagai pemberi masukan dan penyeimbang terhadap cita-cita yang ingin diraih suami.
Suami yang punya cita-cita tinggi tetapi tanpa didampingi keberadaan sosok istri, ibarat mobil tanpa rem.
Begitulah gambaran rumah tangga Prabowo Subianto. Salah satu penyebab faktor Internalisasi kekalahan pada Pilpres 2014, karena tidak didampingi istri yang memberikan saran pertimbangan. Pilpres 2019 maju lagi dan kalah lagi.
Masih dalam status tidak punya istri, Pilpres 2024 ia nekat maju lagi tanpa ada yang berani mengingatkan bahwa usia sudah lanjut, kondisi fisik rentan mendapat gangguan kesehatan dan secara alamiah baik fisik maupun psikis tidak akan sanggup memimpin negara besar dengan segudang permasalahan yang diwariskan presiden sebelumnya.
Kenekadan Prabowo Subianto menjadi Capres 2024 tanpa pendamping istri bisa dianalogikan seperti mengendarai mobil yang melaju dengan kondisi 'rem blong'. Apa yang akan terjadi?
Wallahu a'lam bishshowab. (*)