Jokowi Makin Sadis – Rakyat Lebih Bengis

Kalau alternatif kedua yang muncul Jokowi akan jatuh berantakan. Halusinasi akan memenangkan Gibran dengan cara curang atau coba-coba masih bisa mencuri atau memanipulasi suara untuk kemenangannya pasti akan sia-sia.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

BAHWA apa yang digambarkan oleh Alvin Toffler, koalisi rezim dan para bandit politik/kapitalis untuk mempertahankan kekuasaannya hanya akan bisa diatasi dengan cara bengis persis pola pemerintahan gaya komunis.

Toffler tokoh media global, menyimpulkan, bahwa yang berlangsung saat ini “bukanlah kekuasan media semata, melainkan perpaduan kekuasaan media yang akan membidik wajah ke kekuasaan yang sedang terjadi".

Wajah kekuasaan Joko Widodo yang semakin sadis tidak lagi akan bisa disembunyikan dengan cara atau rekayasa apapun. Rakyat akan melihat, merekam, dan akan bertindak sebagai respon pantulan atas sikap, ucapan, dan tindakannya.

Jokowi praktis sudah terkepung media di pada akhir masa jabatannya yang terus memburuk, semua terpantau konsekuensi dari media yang sudah dengan jelas terbuka tanpa atap lagi.

Eskalasi politik untuk memakzulkan Jokowi makin nyata. Wajar jika rezim blingsatan harus mencari cara lain untuk mengamankan kekuasaan dengan cara akan menutup perlawanan dari masyarakat.

Mereka, para bandit politik dan kapitalis sebenarnya mengetahui rekayasanya akan sia-sia tetapi tampaknya sudah menemui jalan buntu selain harus tetap melakukan rekayasa politik tolol dan sontoloyo.

Siapa sebenarnya yang berkuasa di Indonesia saat ini. “Apakah Presiden Jokowi berkuasa?” Tidak. Semua kekuasaan berada di luar kuasa dan kendalinya.

Sinyal politik Jokowi sebagai boneka kekuasaan Oligarki sudah pada garis finish. Dalam suasana panik dan terdesak Jokowi memaksakan diri memunculkan Gibran Rakabuming Raka maju Pilpres sebagai Cawapres dengan proses yang sungsang justru akan membuat Jokowi semakin terdesak dan berbahaya.

Kekuasaan yang akan tampil memaksakan wajah semakin sadis, bengis, represif, dan otoriter.

Apa yang digambarkan Alvin Toffler bahwa koalisi rezim dengan para bandit politik/kapitalis untuk mempertahankan kekuasaannya hanya akan bisa diatasi oleh perlawanan rakyat dengan cara lebih bengis.

Keadaan ini akan memunculkan dua kemungkinan. Rakyat menjadi lemah dan terpuruk, sehingga menerima nasibnya karena tidak lagi mampu melawan kekuasaan yang sadis.

Kemungkinan lainnya, justru akan mempercepat lahirnya perlawanan rakyat dalam bentuk People Power atau Revolusi yang menemukan momentumnya.

Kalau alternatif kedua yang muncul Jokowi akan jatuh berantakan. Halusinasi akan memenangkan Gibran dengan cara curang atau coba-coba masih bisa mencuri atau memanipulasi suara untuk kemenangannya pasti akan sia-sia.

Perlawanan rakyat akan sangat keras dan bengis untuk rezim yang semakin sadis dan membabi buta. (*)