Memastikan Masa Depan Anak – Anak Lebih Baik pada Pilpres 2024
Masih ingat bagaimana Anies meminta kepada badan dunia PBB supaya negara-negara kaya ikut bertanggung jawab dalam mengantisipasi perubahan iklim yang dialami boleh negara-negara ketiga. Tak lama kemudian, tidak lebih dari 10 menit apa yang diminta oleh Anies langsung disetujui PBB dan negara negara dunia.
Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya
SETIAP 20 November selalu diperingati sebagai hari anak dunia. Di tengah suasana konflik Zionis Israel dengan Palestina, anak-anak dan perempuan adalah korban, apalagi ambisi Zionis Israel yang ingin menduduki tanah Palestina, tentara Zionis melakukan serangan membabi-buta, ribuan anak menjadi korban, ada yang meninggal, ada yang kehilangan ayah-ibunya dan kehilangan kesempatan untuk menikmati masa kecil yang penuh canda tawa dan bahagia.
Hari-hari ini waktu luang anak anak Palestina dan Yahudi Israel dilewati dengan rasa takut, terlebih anak-anak Palestina, malam diwarnai dengan ketakutan karena desing peluru dan bom, Siang juga begitu, akankah esok mereka akan bisa melihat matahari lagi?
Bahkan sekolah dibumihanguskan oleh Zionis yang menyebabkan anak anak terbunuh, sungguh biadab perlakuan mereka terhadap anak anak dan perempuan. Di belahan bumi yang lain, mereka terancam dengan kelaparan akibat perubahan iklim, lalu kepada siapa anak-anak menitipkan masa depannya?
Keberpihakan orang dewasa dan pemimpin dunia terhadap anak-anak patut disematkan. Di sinilah pentingnya kita memilih pemimpin.
Pada Pilpres 2024 yang terjadi di Indonesia menjadi penentu bagaimana masa depan anak-anak Indonesia dimasa yang akan datang.
Mencermati visi dan misi capres yang ada, penulis mencoba membedah visi dan misi pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN).
Pasangan AMIN dalam salah satu komitmennya menempatkan hak atas pendidikan, pekerjaan, dan politik dalam agenda misi 2 tentang pengentasan kemiskinan dengan penciptaan lapangan kerja dan perwujudan upah berkeadilan.
Anies – Muhaimin ingin menjamin kesetaraan perempuan dalam memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Berbagai kesempatan pekerjaan bagi perempuan dan partisipasi perempuan dalam politik juga disinggung, seperti dorongan untuk jumlah TNI dan polisi perempuan untuk mengisi jabatan perwira tinggi dan menaikkan persentase minimal perempuan dalam setiap rekrutmen TNI dan Polri.
Mereka juga menyatakan dalam dokumen visi-misinya yang akan meningkatkan keikutsertaan peran perempuan Indonesia dalam politik luar negeri nasional.
Selanjutnya, ada pula program "Indonesia Ramah Ibu dan Anak" melalui penjaminan implementasi cuti hamil dan melahirkan untuk ibu, serta cuti bagi ayah. Mereka juga memiliki rencana untuk menghadirkan tempat penitipan anak yang terjangkau dan membangun ruang laktasi di ruang publik.
Dalam dokumen visi-misnya terdapat target untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui penguatan peran posyandu dan puskesmas, termasuk aktivasi bidan dan kader kesehatan.
Terkait isu kekerasan terhadap perempuan, mereka akan membuat layanan krisis terintegrasi, termasuk nomor layanan darurat 24 jam, rumah aman, visum, pengobatan dan layanan psikologis gratis, dan bantuan hukum gratis.
Pasangan yang diusung oleh Partai NasDem, PKB, dan PKS, dan didukung Partai Ummat ini akan menegakkan aturan pelaksana UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) untuk melindungi perempuan, meskipun PKS sempat menolak pengesahan UU TPKS pada April 2022.
Pada saat itu, PKS meminta pengesahan RUU TPKS dilakukan setelah Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) disahkan atau keduanya dibahas secara bersamaan. Partai politik berbasis Islam itu juga mengusulkan untuk memasukkan ketentuan larangan hubungan seksual berdasarkan orientasi seksual yang menyimpang.
Bahwa AMIN menjamin pemenuhan hak dasar anak yatim piatu dan telantar dengan memastikan kesehatan dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan mengembangkan potensinya; memberikan bantuan dan perlindungan sosial; serta meningkatkan kualitas lembaga kesejahteraan sosial.
Setidaknya dengan membaca apa yang diuraikan oleh pasangan AMIN ini rakyat Indonesia dan bahkan rakyat dunia bisa berharap pada Anies dan Muhaimin memastikan masa depan anak anak dunia tetap mendapatkan perlindungan dan jaminan masa depannya.
Masih ingat bagaimana Anies meminta kepada badan dunia PBB supaya negara-negara kaya ikut bertanggung jawab dalam mengantisipasi perubahan iklim yang dialami boleh negara-negara ketiga. Tak lama kemudian, tidak lebih dari 10 menit apa yang diminta oleh Anies langsung disetujui PBB dan negara negara dunia.
Anies telah membuktikan tentang keberpihakannya, sehingga tak perlu lagi kita menduga duga apa yang akan dilakukan, begitulah rekam jejak menjawab dan membuktikan. (*)