Membaca Pratanda Bentuk Tanda-Tangan Presiden Joko Widodo
Berbeda dengan tanda-tangan Presiden ketujuh, Joko Widodo yang dari awal, tengah dan akhir tampak ruwet. Yang tampak jelas dan jernih adalah bagian akhir berupa goresan serong ke kanan atas dan diakhiri goresan serong ke kanan bawah.
Oleh: Hamka Suyana, Pengamat Kemunculan Pratanda
SEMUA orang yang bisa baca-tulis, apalagi yang berpendidikan, pasti memiliki tanda tangan yang merupakan bagian dari identitas diri sebagai pelengkap dokumentasi administrasi.
Dalam ilmu graphologi disebutkan bahwa setiap goresan tanda-tangan yang dibuat oleh seseorang mengandung makna karena merupakan potret rahasia yang tersimpan dalam alam bawah sadar pembuat tanda-tangan. Banyak makna yang tersembunyi pada goresan tanda-tangan yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu: bagian awal disebut Visi, bagian tengah disebut Aksi, dan bagian akhir disebut Reaksi.
Setiap bagian saling terhubung maknanya yang menjadi satu kesatuan karakter bersikap, yang akan bermuara pada garis nasib kehidupan yang dipilih oleh pembuat tanda tangan.
Penulis bukan ahli ilmu graphologi. Cuma sebagian kecil yang penulis pahami tentang rahasia ketika membaca goresan tanda-tangan yaitu karakter bersikap dengan membaca bersih ruwetnya goresan dan bentuk serta arah bagian akhir goresan tanda-tangan.
Jernih dan bersihnya goresan menunjukkan isyarat bersih dan jernihnya sudut pandang dari pemilik tanda-tangan dalam melihat permasalahan kehidupan.
Berikut ini beberapa contoh bentuk tanda-tangan yang bermakna negatif, seperti yang dimiliki oleh seorang tokoh politik yang karier politiknya bagus hingga mampu meraih jabatan puncak pada lembaga negara yang terhormat.
Namun jabatan mentereng itu harus dilepaskan, kariernya tumbang karena kesandung kasus yang mengakibatkan mendekam dalam penjara.
Bentuk tanda-tangan sang tokoh yang bernasib malang, antara lain bagian awal (Visi) berukuran besar, semakin ke belakang semakin mengecil. Bahkan pada bagian akhir (Reaksi) semakin mengecil berbentuk titik.
Ada lagi tanda-tangan dari seorang publik figur. Karier finansialnya meroket, tetapi karier politiknya tidaklah cerah. Awalnya sukses, namun makin ke sini megap-megap. Bahkan pada Pileg yang lalu, partai yang dikendarai gagal masuk Senayan.
Jauh waktu yang lalu, Penulis menemukan tanda-tangan sang publik figur kemudian menyarankan agar memperbaiki bagian tengah tanda-tangan yang bermakna negatif, yaitu terdapat goresan menurun dengan ujung berbelok ke kiri. Itu pertanda karakter bersikap Aksi-nya menimbulkan kekecewaan yang berujung kegagalan.
Ada lagi bukti nyata bentuk tanda-tangan yang bermakna negatif yang dimiliki oleh teman seorang pejabat. Kariernya tergolong cemerlang. Suatu saat, Penulis menemukan tanda tangannya yang cukup bagus, tapi pada bagian akhir berupa goresan panjang yang ujungnya membentuk goresan balik seperti kait.
Penulis sarankan supaya yang bermakna negatif itu, yaitu goresan berbentuk kait diperbaiki atau dihilangkan. Namun, saran tersebut agaknya membuatnya kurang berkenan.
Awal tahun lalu, sang teman meninggal mendadak di kamar mandi. Yang menarik, 6 hari sebelum meninggal, ia tulis status di akun facebook-nya. Isinya, yaitu mengungkapkan problem yang dialami, menjadi beban batin sehingga menata hati dirasakan berat.
"Jadi, kawan, menata hati itu emang bukan perkara yang mudah. Apalagi jika sudah ada sebentuk virus baru yang pelan-pelan menggerogoti setiap dinding pertahanan di seluruh ceruk hatimu". Demikian curhatnya di akun facebook.
Menelusuri bentuk goresan tanda tangan Presiden RI mulai dari Bung Karno, Pak Harto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati hingga Presiden SBY, semuanya tampak bersih dan jernih.
Berbeda dengan tanda-tangan Presiden ketujuh, Joko Widodo yang dari awal, tengah dan akhir tampak ruwet. Yang tampak jelas dan jernih adalah bagian akhir berupa goresan serong ke kanan atas dan diakhiri goresan serong ke kanan bawah.
Kedua goresan yang bertolak belakang itu, menarik dianalisis.
Bahwa Goresan serong ke kanan atas merupakan pratanda tentang kuatnya ambisi untuk meraih yang diinginkan, tetapi dilakukan dengan cara-cara tidak wajar.
Bahwa Goresan serong ke kanan bawah merupakan pratanda bahwa meraih ambisi dengan cara-cara tidak wajar akan terkumpul menjadi Tabungan Energi Negatif (TEN).
Jika melihat bentuk tanda-tangan yang berakhir dengan bentuk goresan serong ke kanan bawah, merupakan pratanda bahwa pemilik tanda tangan lebih mudah mengumpulkan Tabungan Energi Negatif (TEN) yang ketika sudah waktunya mencair akan menjelma menjadi prahara yang bisa membuatnya menderita dan sengsara. (*)