Misteri Energi Vibrasi Nama Capres: Kembar Nama, Pratanda Akan Bernasib Sama
Tanda-tanda tersirat sebagai "Isyarat Langit" yang merupakan kebesaran Allah tersebut adalah menyandingkan nama Capres nomor 02 dan 03 memiliki kesamaan huruf pembentuk nama yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Oleh: Hamka Suyana, Pengamat Kemunculan Pratanda
PILPRES 2024 menorehkan sejarah kelam sebagai Pilpres abnormal, karena tingkat kejahatan demokrasi yang dilakukan Penguasa untuk mendongkrak kemenangan Paslon yang dipersiapkan melanggengkan kekuasaan, dilakukan sesuka nafsu serakahnya, sehingga hilang rasa malu dan tidak merasa berdosa melanggar hukum, menabrak peraturan perundang-undangan, menginjak-injak norma etika dan norma demokrasi.
Tapi alangkah sialnya, Cawe-cawe Penguasa yang abnormal itu, hanya mampu "mengakali" aturan konstitusi untuk membantu "mencarikan kelengkapan Syarat" bagi Paslon 02 dengan men-setting kemenangan 58%, yang dianggapnya akan aman untuk merebut kekuasaan.
Rupanya, sang sutradara tidak sadar bahwa secara substansial, Cawe-cawe Penguasa terancam gagal total. Karena, meskipun Penguasa berhasil menyalahgunakan kekuasaan dan seandainya mampu bersengkongkol dengan segolongan bangsa jin untuk membantu merebut kekuasaan itu, namun fakta implisitnya, hanya berhasil merebut kulitnya. Sedangkan isi dan substansi jabatan presiden, belum bisa atau tidak bisa dikuasai Penguasa.
Kemampuan tertinggi Cawe-cawe Penguasa hanya mampu mencarikan syarat administratif Paslon 02 agar bisa dilantik menjadi presiden, tetapi tidak akan mampu dan tidak mungkin bisa memastikan takdir kekuasaan akan sesuai dengan keinginannya.
Sebab yang akan ditakdirkan menjadi Presiden merupakan hak prerogatif Allah yang bersifat sangat rahasia. Allah sudah menegaskan melalui firman-Nya pada Al Qur'an, Surat Ali Imran ayat 26 bahwa yang memberikan kekuasaan dan yang mencabut kekuasaan adalah Allah, bukan hasil usaha tipu daya nafsu manusia.
Kata bijak Arab "Man jadda wajada" tetap berlaku sepanjang zaman, termasuk momentun Pilpres 2024 pun terikat oleh kata bijak tersebut. Bahwa yang akan mendapatkan jabatan Presiden adalah Capres yang bersungguh-sungguh berusaha, dialah yang akan mendapatkan.
Di antara ketiga Capres, yang menarik disoroti adalah Capres Prabowo Subianto. Jika dibanding Capres pesaingnya, dialah Capres yang paling berleha-leha, kurang berusaha. Selama masa kampanye, ia dikenal sebagai Capres yang tidak ke mana-mana, tapi balihonya ada di mana-mana.
Hebatnya, hanya bermodalkan pemasangan baliho secara masif, tanpa dibarengi ikhtiar maksimal, namun berdasarkan fakta konstitusi, ia ditetapkan sebagai pemenang Pilpres.
Apakah kata bijak man jadda wajada sudah tidak berlaku?
Mari kita telusuri apakah kemenangan Paslon 02 merupakan kemenangan substansial atau kemenangan semu.
Pertama; Kemenangan dengan perolehan suara 58% adalah totalitas hasil cawe-cawe Penguasa, bukan hasil kerja keras Paslon. Menurut kesaksian Saksi Ahli Penggugat pada Sidang PHPU di Mahkamah Konsitusi, menyampaikan penegasan bahwa seharusnya perolehan suara Paslon 02 adalah nol, yang berarti haram ditetapkan sebagai pemenang.
Kedua; Hasil perolehan suara Partai Gerindra secara nasional sebesar 13%. Jika angka tersebut diasumsikan berbanding lurus dengan perolehan suara Capres dari Gerindra, maka perolehan suara Capres Prabowo Subianto adalah yang terkecil di antara para capres pesaingnya.
Dengan melihat data dan fakta di atas, bisa disimpulkan bahwa Paslon 02 bukan pemenang Pilpres. Kemenangan yang diperoleh adalah kemenangan semu atau kemenangan palsu.
Mungkinkah Pemenang Semu akan melenggang ke Istana?
Mari kita baca salah satu pratanda yang merupakan "Isyarat Langit" berikut ini.
Allah menakdirkan Pilpres 2024 diikuti oleh 3 Capres dengan keunikan nama di antara mereka yang menyimpan makna khusus sebagai bahan renungan bagi masyarakat yang memperhatikan tanda-tanda. Sesungguhnya pada yang demikian itu (Pilpres 2024) terdapat tanda-tanda kebesaran Allah, bagi masyarakat yang mau memperhatikan tanda-tanda.
Tanda-tanda tersirat sebagai "Isyarat Langit" yang merupakan kebesaran Allah tersebut adalah menyandingkan nama Capres nomor 02 dan 03 memiliki kesamaan huruf pembentuk nama yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Allah menyandingkan nama Prabowo dengan Pranowo pastilah ada rencana rahasia yang tidak diketahui oleh manusia.
Namun jika dikaitkan dengan perolehan suara, "kemungkinan" akan terjadi kesamaan mencapai garis finish. Kembar nama akan memunculkan energi vibrasi saling tarik-menarik menuju kesamaan nasib.
Alam bersifat adil dan Allah pun Maha Adil. Keadilan niscaya akan ditunjukkan alam dan ditetapkan Allah.
Pranowo yang mengantongi 16% suara dinyatakan Tersisih, maka energi vibrasi kembar nama Prabowo yang memperoleh 13% suara, akan disebut adil jika posisinya Tersingkir.
Wallahu a'lam bishshowab. (*)