Pemenang Pilpres: Yang Disetting Menang Berpotensi Tumbang, Yang Dicurangi Berpeluang Menjadi Pemenang
Alam bawah sadar Prabowo yang Kosong dari file Calon Takdir Muallaq jabatan yang diperebutkan, serta dibantu penguasa dalam merebut kemenangan secara nista, hanya ada satu kemungkinan yakni jalan menuju Kegagalan.
Oleh: Hamka Suyana, Pengamat Kemunculan Pratanda
ULASAN berikut ini merupakan hasil membaca pratanda yang muncul dari alam bawah sadar para capres. Bahwa Capres yang akan ditakdirkan menjadi pemenang maupun yang akan mengalami kegagalan, sudah muncul pratandanya jauh waktu sebelum hari H pelantikan presiden.
Masyarakat yang merindukan lahirnya era Perubahan, penting untuk membaca narasi ini.
Takdir Allah ada 2 macam, yaitu:
Pertama; Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia yang bersifat mutlak kehendak Allah. Misalnya, rahasia tentang kematian seseorang.
Kedua; Takdir Muallaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia atau dapat dirubah sesuai dengan usaha manusia itu.
Yang termasuk Takdir Mu'allaq adalah misteri Capres yang akan ditakdirkan Allah menjadi Presiden 2024-2029. Meskipun Paslon 02 sudah ditetapkan sebagai pemenang, tetapi dalam kurun waktu 5 bulan ke depan masih rawan dari segala kemungkinan takdir yang akan terjadi.
Tanda-tanda Capres yang akan Terpilih dan yang akan Tersisih.
Capres yang pada alam bawah sadarnya, sudah berisi Tekad Unggulan terhadap jabatan yang akan diemban, dipastikan dialah yang mendapatkan Takdir Muallaq menjadi presiden.
Sedangkan Capres yang alam bawah sadarnya Tidak Memiliki Tekad Unggulan, walaupun dibantu oleh faktor eksternalisasi misalnya cawe-cawe penguasa, pada akhirnya pasti Tumbang.
Cara tepat, akurat, dan berimbang untuk menemukan kemunculan pratanda adalah ketika para Capres berbicara dalam momentum satu panggung, seperti yang berikut:
Pertama; Rakernas APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) di Makasar pada Kamis, 13 Juli 2023, dengan tema, "Masa Depan Kota dan Tantangannya", menghadirkan ketiga Capres dan diberi kesempatan untuk memaparkan gagasannya:
Ganjar Pranowo mendapatkan kesempatan pertama untuk berbicara. Dalam pidatonya, ia spontan mengeluarkan pertanyaan yang melenceng jauh dari tema, yaitu tiba-tiba melontarkan pertanyaan, "Bapak-Ibu, siapa peserta Rakernas yang suka nonton Drakor, KPop, dan Blackpink?"
Ucapan "spontan" Ganjar yang tidak ada kaitannya dengan tema, terbaca sebagai pratanda alam bawah sadarnya Kosong file Calon Takdir Muallaq, jabatan presiden.
Prabowo Subianto mendapatkan kesempatan ke-2. Pada bagian tengah pidatonya secara spontan menyampaikan keinginannya memindahkan makam Pangeran Diponegoro di Makasar ke kampung asalnya di Yogyakarta. Ucapan "spontan" yang tidak ada kaitannya dengan tema, terbaca sebagai pratanda alam bawah sadarnya Kosong file Calon Takdir Muallaq, jabatan presiden.
Anies Baswedan mendapatkan kesempatan terakhir. Setiap kata yang diucapkannya merupakan gagasan brilian sehingga peserta Rakernas dibuatnya terpana. Inilah pratanda yang muncul dari alam bawah sadar yang berbobot Tekad Unggulan Tiket Untuk Menang.
Kedua; Rakernas APDESI (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) di Jambi, Rabu, 26 Juli 2023, mengundang ketiga Capres untuk menyampaikan visi misinya.
Ganjar Pranowo tidak hadir. Prabowo Subianto hadir tapi akan segera kembali ke Jakarta, oleh karenanya, ia meminta waktu lebih awal untuk menyampaikan visi misinya.
Pada momentum tersebut, muncul sepotong kalimat ucapan Prabowo yang berbobot sebagai kemunculan pratanda dari alam bawah sadar. "Kalaupun saya tidak jadi apa-apa, saya sudah bangga jadi Menteri Pertahanan."
Ucapan seorang Capres demikian, menyiratkan bahwa alam bawah sadarnya kosong dari file Calon Takdir Muallaq jabatan presiden.
Ketiga; Kemunculan Pratanda Pada Debat Capres.
Selama 3 kali Debat Capres, sebanyak itu pula muncul pratanda berupa ucapan Prabowo yang merupakan pratanda bahwa alam bawah sadarnya kosong dari file Calon Takdir Muallaq jabatan presiden.
Bahkan pada closing statement Debat 1, terlontar sepotong kalimat pratanda negatif yang muncul dari alam bawah sadarnya. "Inilah hukum sejarah manusia.Yang kuat akan menindas yang lemah." kata Prabowo.
Sepotong kalimat bahasa alam bawah sadar tersebut terwujud menjadi kenyataan. Proses Pilpres yang dilaksanakan dengan curang dan brutal adalah potret nyata bahwa yang kuat, menindas yang lemah. Paslon 02 yang didukung penuh oleh kekuasaan, melakukan kejahatan demokrasi yang melampaui batas.
Kesimpulan Pratanda
Pertama; Alam bawah sadar Prabowo Subianto berpratanda kosong dari file Calon Takdir Muallaq jabatan presiden.
Kedua; Tindakan "Yang kuat, menindas yang lemah", dengan sandi komando Cawe-cawe Joko Widodo, berhasil menjadikan Paslon 02 ditetapkan sebagai pemenang dengan perolehan suara 58%.
Ketiga; Angka 58% yang disetting penguasa, fungsinya hanya sebatas kelengkapan Syarat supaya bisa dilantik menjadi presiden dan wapres. Tapi, bukan jaminan kepastian bahwa bisa dilantik untuk memimpin negara. Itu artinya, selama kurun waktu berbulan-bulan menanti momentum pelantikan, merupakan waktu misterius terhadap garis nasib Paslon 02.
Allah berfirman: وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Āli ‘Imrān [3]:54)
Alam bawah sadar Prabowo yang Kosong dari file Calon Takdir Muallaq jabatan yang diperebutkan, serta dibantu penguasa dalam merebut kemenangan secara nista, hanya ada satu kemungkinan yakni jalan menuju Kegagalan.
Wallahu a'lam bishshowab. (*)