Pilpres Curang Mengundang Murka Allah

Dalam Surat Al Mutaffin, QS 86 ayat 1-6, Allah SWT memvonis celaka orang-orang yang berbuat Curang. "Wailulil Mutaffin" Celaka Orang-orang yang berbuat Curang. Bangsa ini akan mendapatkan celaka dan murka Allah SWT jika memilih pemimpin ditempuh dengan cara-cara kecurangan.

Oleh: Muslim Arbi, Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu

TANGGAL 5 Januari 2024. Sebulan sebelum Pemilu dan Pilpres dilaksanakan: tanggal 14 Februari 2024. Tim paslon 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka telah melakukan pertemuan di sebuah tempat dan angka kemenangan telah dipatok?

Sebagai mana yang viral di TikTok. Mohammad Qodari sebagai Direktur Indobarometer telah mempresentasikan angka kemenangan bagi 01 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, dan 03 Ganjar Pranowo – Mahfud MD.

Tiktok Vital di medsos itu sampai saat ini tidak ada bantahan dari pihak 02 maupun dari pihak Indobarometer pimpinan Qodari. Berarti, Hasil Pilpres rekayasa memang benar.

Dalam sebuah acara di sebuah stasiun televisi swasta, Refly Harun Juru Bicara Paslon 01 Anies – Muhaimin membuat Qodari tidak berkutik.

Publik kemudian disuguhi hasil Quick Count sebagaimana yang diomongkan Qodari di pertemuan tanggal 5 Januari 2024 itu.

Paslon 02 Prabowo – Gibran mendapatkan angka yang tampaknya telah dipatok di atas 50%? Hal itu seolah mengkonfirmasi sesumbar oleh Tim Paslon 02 Airlangga Hartanto: Pilpres satu putaran?

Setelah diberitakan media mainstream seperti pada hasil Quick Count, Prabowo – Gibran menang. Kemudian hasil Real Count pun seolah membenarkan hasil Quick Count. Muncul berbagai video di YouTube yang membongkar kecurangan Pilpres oleh sejumlah Pakar dan Ahli.

Tetapi Bawaslu melalui Ketuanya Rahmat Bagja menepis hasil temuan para pakar dan ahli tentang kecurangan Pilpres saat ini. Dia anggap hanya pelanggaran. Bukan kecurangan.

Padahal tentang kecurangan itu dibongkar habis oleh Pakar dan Ahli. Dan, Bawaslu tidak berkutik. KPU malah menghentikan perhitungan suara di tingkat kecamatan. KPU, Bawaslu, dan juga DKPP adalah para penyelenggara Pilpres dan Pemilu.

DKPP tidak memecat Ketua KPU Hasyim As’ary yang telah diberi peringatan keras berkali-kali. Bawaslu tidak bergeming saat Presiden Joko Widodo dan Keluarganya memihak Paslon di mana Puteranya, Gibran sebagai Cawapres.

KPU pusat juga meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres padahal usianya di bawah 40 tahun menurut UU Pemilu.

Mahkamah Konstitusi (MK) juga telah meloloskan Gibran yang juga keponakan Ketua MK Anwar Usman. Dan, itu pelanggaran Etik Berat dan dipecat oleh Majelis Kehormatan MK pimpinan Jimly Asshiddiqie.

Meski Ketua KPU telah dinyatakan melanggar etik dan mendapat peringatan keras berkali-kali tetapi DKPP tidak memecatnya.

Kecurangan itu menurut para Pakar dan Ahli, terjadi secara Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM). Ini kejahatan pemilu bukan pelanggaran biasa. Apalagi Server KPU-nya berada di Negara Asing: Singapura, China, dan Perancis.

Di sini tampak jelas. Jika ditarik benang merah antara Pertemuan 5 Januari 2024 dengan apa yang dilakukan oleh KPU, Bawaslu dan DKPP seolah mengkonfirmasi bahwa pilpres ini didesain untuk memenangkan salah satu paslon: Ya Paslon 02 itu. Di mana di situ ada Puteranya Presiden Joko Widodo, Gibran yang masih menjabat Walikota Solo.

Tampak dari sikap dan gelagat Joko Widodo terlihat memposisikan dirinya sebagai Ketua Tim yang menyukseskan anaknya agar bisa menjadi Wapres.

Padahal apa yang dilakukan oleh Jokowi itu pelanggaran Moral, Etika, Konstitusi dan Demokrasi. Perbuatan Jokowi itu di kategorikan sebagai tindakan Curang yang dimurkai Allah SWT.

Apakah negeri ini mendapatkan kemurkaan Allah SWT akibat perbuatan curang yang sengaja dilakukan oleh orang yang diberi Amanah Rakyat agar berlaku adil dan menjunjung tinggi UU dan ketentuan yang berlaku.

Perbuatan Curang akan mendapatkan murka, sebagai mana Kitab Suci Al Qur'an menegaskan:

Dalam Surat Al Mutaffin, QS 86 ayat 1-6, Allah SWT memvonis celaka orang-orang yang berbuat Curang. "Wailulil Mutaffin" Celaka Orang-orang yang berbuat Curang. Bangsa ini akan mendapatkan celaka dan murka Allah SWT jika memilih pemimpin ditempuh dengan cara-cara kecurangan.

Cara-cara yang melanggar etika, moral dan hukum. Bahkan tindakan itu juga melanggar Konstitusi.

Rapat tanggal 5 Januari 2024 itu mengkonfirmasi atas setting hasil Pilpres 2024 agar memenangkan satu Paslon yang didukung oleh Presiden. Dan itu melanggar Sumpah Presiden.

Bangsa ini akan mendapatkan murka Allah SWT kalau Presidennya sengaja berbuat tidak adil dan telah melanggar sumpah jabatannya. Dan Rakyat yang tidak berdosa akan menanggung akibat dari perilaku zalim dan tidak adil dari penguasanya. Wallahu'alam. (*)