Politik Jokowi Hidup Atau Mati
Kalau itu terjadi inilah awal people power dan revolusi dipastikan akan terjadi. Resiko hukum dan politik Jokowi sangat besar dan berat sekali, pilihannya seperti hanya hidup atau mati, sekalipun telah lengser dari kekuasaannya.
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
MENTERI Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengunggah foto dirinya tengah makan malam berdua dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Jumat 5 Januari 2024. Keduanya makan malam di salah satu restoran di kawasan Jakarta Pusat.
"Selamat berakhir pekan," tulis Prabowo dikutip dari akun Instagramnya @prabowo, Sabtu (6/1/2024).
Pesan hanya berakhir pekan dan alasan lainnya itu basa politik biasa untuk masyarakat awam, tentu sangat peka dan berbeda bagi sebagian analis dan pengamat politik. Itu sinyal ada masalah sangat serius untuk target kemenangan tidak boleh gagal.
Tercium info kegelisahan Jokowi dan Prabowo. Bagi Jokowi kekalahan dalam pilpres mendatang adalah bencana bagi diri dan keluarga, Oligarki dan kroni-kroninya. Tidak bisa lepas dari resiko tanggung jawab Jokowi patut diduga telah menerima bantuan khusus untuk kemenangan Capres sebagai bonekanya dan tidak boleh gagal.
Skenario pertemuan tersebut sengaja dipertontonkan ke masyarakat luas bahwa penguasa full mendukung paslon Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka harus menang dengan cara apapun dan resiko apapun yang harus ditanggungnya.
Boleh jadi, ini adalah wujud kongkrit kegalauan dan ketakutan Jokowi yang makin akut. Karena, semakin hari keyakinan akan kekalahan Prabowo – Gibran. Akibat serbuan media sosial dan dukungan untuk Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang minim segala fasilitasnya justru makin militan dan membesar.
Rekayasa politik penguasa melalui bantuan sebaran survei dan media sosial tentang Prabowo dan Gibran bisa menang satu putaran makin berantakan karena masyarakat luas justru menangkap semua itu hanya mombastis dan akal bulus seorang yang telah menyandang sebagai penipu, boneka dan pembohong.
Gempuran dahsyat hampir semua rekayasa kecurangan dalam bentuk apapun terekam oleh kecanggihan teknologi yang terus membuntuti dan merekamnya.
Baik kecurangan yang telah, sedang, dan akan terjadi sudah tidak akan bisa bersembunyi. Jokowi tinggal ada dua pilihan bahwa menyerah tidak boleh campur tangan dan hentikan semua rekayasa kecurangannya (pilihan ini mustahil terjadi).
Atau pilihan nekad dengan cara sembunyi atau terang-terangan memaksakan diri harus dan harus menang dengan cara apapun. Ini beresiko negara akan masuk pada kekacauan berkepanjangan.
Kalau itu terjadi inilah awal people power dan revolusi dipastikan akan terjadi. Resiko hukum dan politik Jokowi sangat besar dan berat sekali, pilihannya seperti hanya hidup atau mati, sekalipun telah lengser dari kekuasaannya.
Dampak politiknya akan berimbas menerpa PS yang sejak awal telah ada peringatan dari para aktifis dan pengamat politik untuk keluar dr zona nyaman dan hindari rekayasa politik Jokowi, sayang diabaikan. (*)