Trilogi Pribumisme: Rezim Nanar dan Buta Sejarah

Sejarah telah membuat orang bijak (historie mike men wise) buta sejarah sehingga membuat orang dalam kegelapan nanar dan dungu.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

"BANGSA yang besar adalah mereka yang mau menghargai jasa para pahlawannya".

Indonesia sudah di tangan para pelaku sejarah dengan generasi yang membutakan diri buta sejarah, tidak lagi menghargai para pahlawan yang telah mengantarkan Indonesia bisa merdeka.

Para pelaku sejarah kemerdekaan merasakan perjuangan yang sulit, hidup susah, di bantai penjajah, berjuang untuk merdeka dengan mempertaruhkan harta, darah dan nyawanya.

Sebagian pahlawan jasadnya terbujur di makam Taman Pahlawan (terbentang di seluruh wilayah nusantara), sebagian tidak tercatat hilang di hutan sebagian hanyut di lautan.

Kaum pribumi dengan modal nekad hanya dengan senjata bambu runcing, berolah yuda diantara debu mesiu berlumpuran darah sebagai patriot sejati.

Asal mula terjadinya negara: adalah adanya kesepakatan sekelompok kaum pribumi untuk mencapai "Kemakmuran Bersama (Bonnum Publicumm)".

Berisikan tiga substansi dasar kekuatan politik Pribumi yaitu: (1). Pribumi pendiri negara, (2). Pribumi pemilik negara, dan (3) Pribumi penguasa negara.

Itulah yang disebut "Trilogi Pribumisme" kata lain: "Pribumi pendiri NKRI, Pribumi pemilik NKRI dan Pribumi Penguasa NKRI".

Untuk menjaga negara NKRI para pendiri mewariskan UUD 1945 dan Pancasila. Saat ini UUD 1945 sudah diganti, Pancasila dibantai demi keserakahan hidup hedonis bersama kaum kapitalis. Dan, benteng negara pun dihancurkan oleh penguasa buta sejarah.

Negara ini akan dibawa kemana, kalau negara dan kedaulatannya digadaikan ke pihak asing. Kaum pribumi diusir, dibantai dari tempat tinggalnya, dan bahkan akan disingkirkan, dimusnahkan diganti dengan warga China.

Pelaku kebiadaban ini sampai terjadi justru dilakukah oleh bangsanya sendiri yang sudah menjadi antek dan budak penjajah oligarki.

Kedunguan, ketololannya sudah melampau batas untuk menjaga dan melindungi bangsa dan negara ini dari penjajah gaya baru.

Penguasa saat ini bukan hanya buta sejarah perjuangan pendiri bangsa ini, tapi juga sudah tidak tahu diri melakukan kebiadaban untuk kepentingan kapitalis.

Mereka semua telah membalikkan logika bernegara, melelang dan menggadaikan negara dengan kekayaanya kepada kelompok oligarki dengan mata buta dan ketololannya.

Sejarah telah membuat orang bijak (historie mike men wise) buta sejarah sehingga membuat orang dalam kegelapan nanar dan dungu.

Kaum pribumi harus dibangkitkan berjuang kembali angkat bambu runcing lawan dan bersihkan rezim nanar, biadab, dan buta sejarah. (*)