Dandim Sumenep Tertarik Budidaya Pisang Cavendish untuk Ketahanan Pangan
Sumenep, FreedomNews – Sukses pembudidayaan Pisang Cavendish di Sumenep, ternyata telah menarik perhatian Dandim 0827 Sumenep Letkol Inf Yoyok Wahyudi, SIP, MHan. Ia pun kemudian turun langsung melihat panen di kebun pisang cavendish, Selasa, (13/8/2024).
“Pak Dandim sangat tertarik begitu melihat teman-teman petani di sini panen dengan hasilnya yang sangat bagus,” kata Alam Nova, pionir yang mengawali budidaya pisang cavendish di Sumenep ini kepada Freedom News, Rabu (14/8/2024).
Nova pun kemudian mengajak Letkol Yoyok untuk ikut melihat langsung panen pisang cavendish di Desa Kerta Barat, Kecamatan Dasuk, Sumenep. Dengan didampingi beberapa anggota Kodim dan Koramil Dasuk, Dandim turut menyaksikan panen pertama para petani pisang cavendish ini.
Ia pun tak segan-segan mencoba turut memotong tangkai pisang yang dipanen. “Alhamdulillah, Pak Dandim berhasil memotong tangkai pisangnya,” ujar seorang petani saat membantu menyangga pisang yang sedang dipotong oleh Letkol Yoyok itu.
Nova sangat bersyukur bahwa Letkol Yoyon sangat mendukung para petani pisang cavendish ini. “Bahkan hal tersebut juga di-support oleh Pak Dandim Sumenep untuk hadir dalam panen di lahan kami seluas 1 hektar, yaitu Desa Kerta Barat Kecamatan Dasuk ini,” ungkap Nova.
“Dan bahagianya lagi Pak Letkol Yoyok sangat antusias dan mendukung program kami ini, bahkan mendorong para anggotanya juga untuk berperan aktif dalam memanfaatkan lahan tidur yang ada di sekitar wilayah kami untuk lebih menggalakkan budidaya pisang cavendish yang mana hasilnya bisa menambah pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” lanjut Nova.
Nova pun kemudian berjanji menyiapkan 1.000 pohon bibit pisang cavendish untuk anggota Kodim Sumenep yang akan menanam di lahan yang ada di masing-masing Koramil di Sumenep. “Petani cavendish akan membantu merawatnya setelah berjalan nanti,” tutur Nova.
Di wilayah Sumenep, setidaknya ada 27 Koramil. Tentunya tidak semua lahan yang ada di semua Koramil itu bisa ditanami pisang cavendish. “Budidaya pisang cavendish ini sangat tergantung pada air. Karena selama tiga bulan sejak penanaman itu setiap harinya harus disiram air,” ujarnya.
“Saya sebagai putera pribumi Madura, khususnya putera Sumenep, sangat antusias untuk bisa juga berbuat walau sedikit kepada negeri ini. Karena selama ini saya melihat banyak sekali lahan tidur atau tidak produktif,” ungkap Nova.
“Maka saya berinisiatif untuk mengelola lahan tersebut dengan membudidayakan pisang cavendish, dengan asumsi untuk menghidupkan lahan itu agar bisa menghasilkan nilai ekonomi kepada kita,” lanjutnya.
Pada awal tanam sampai panen memerlukan waktu 8-9 bulan, maka hasil panen standar saja jika per hektar ada 2000 pohon minimal dengan hasil panen per pohon 18 kg kalikan Rp 4.000 per kg. “Maka ditemukan hasil Rp 140.000.000 untuk panen pertama/perdana,” ungkap Nova.
Jika nantinya kerja sama budidaya tanaman pisang cavendish dengan Kodim Sumenep nanti bisa berjalan, maka hasil panennya nanti akan ditampung di pabrik pengolahan pisang cavendish milik petani. “Kalau perlu nanti kita bikinkan pabrik sendiri,” kata Nova. (*)
Mochamad Toha