Habib Rizieq Bergerak, Galang Persatuan Umat Akhiri Kezaliman

Praktik kekuasaan yang semena-mena dengan berkedok demokrasi, liberalisme dan doktrin toleransi palsu harus dihentikan. Sebab, telah terbukti culas dan bertujuan melemahkan kehidupan umat Islam.

FAIZAL-Assegaf-EDIT Oleh: Faizal Assegaf, Aktivis dan Kritikus

RUANG gerak Habib Rizieq Syihab disandera oleh kekuasaan Presiden Joko Widodo dengan membubarkan Front Pembela Islam (FPI). Tetapi, arus pikiran kritisnya tak pernah surut dan gagal dibungkam. Asbab itu membuat umat makin bersimpati.

Tidak banyak tokoh ulama di republik ini yang konsisten berdiri di garis depan membela kepentingan rakyat (umat). Memilih jalan penderitaan di bawah aneka tekanan kekuasaan demi memperjuangkan keadilan.

Sejujurnya, Habib Rizieq telah membuktikan ketulusan dan kesetiaannnya berada di posisi paling sensitif. Tak peduli apapun risikonya, tanpa lelah menggalang konsolidasi politik visioner dan Islami

Bermodalkan keimanan yang kuat, Habib Rizieq merajut semua potensi yang tersedia. Bergerak dalam barisan Islam yang sangat fenomenal. Pendekatan gerakan politik massa secara damai, terbukti efektif.

Disebut efektif, karena berhasil menyatukan jutaan umat Islam melawan dominasi dan hegimoni sekularis dalam bernegera. Di mana lebih dari 70 tahun, potensi Islam disingkirkan secara tidak adil.

Habib Rizieq dan jutaan umat Islam mengusung jargon revolusi akhlak dan menghentak ruang publik. Bahwa situasi di negeri ini semakin berada dalam darurat korupsi dan kebohongan dalam bernegara.

Pilihan terminologi 'revolusi akhlak', merujuk pada pentingnya umat Islam bersikap tegas dan istiqomah memperjuangkan ajaran Baginda Rasul Muhammad Solllohu 'Alaihi Wasallam, menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar.

Habib Rizieq memotret berbagai masalah krusial yang belakangan ini terjadi, telah mencapai level darurat dan sangat mengkhawatirkan. Di mana umat Islam sebagai mayoritas menjadi korban dalam bernegara.

Ihwal kecemasan itu membuat Habib Rizieq tanpa henti membangkitkan kesadaran umat dalam spirit ukhuwah Islamiyah. Menurutnya, solidaritas Islam adalah solusi untuk mengakhiri kezaliman.

Seruan persatuan Islam yang digemakan Habib Rizieq sejalan dengan harapan kaum cerdik pandai, santri, aktivis dan kalangan ulama kritis di tanah air. Ajakan yang mulia itu terus bergulir ke ruang publik.

Praktik kekuasaan yang semena-mena dengan berkedok demokrasi, liberalisme dan doktrin toleransi palsu harus dihentikan. Sebab telah terbukti culas dan bertujuan melemahkan kehidupan umat Islam.

Pada awal tahun baru Hijriah, 1 Muharram 1445 H, Habib Rizieq melalui saluran media sosial, menyerukan umat saling bergandeng tangan melawan kesombongan dan arogansi kekuasaan. Keren!

Maju terus Habib Rizieq! (*)