Kudeta Airlangga, Berhasilkah?

Partai apapun yang berani mengusung Anies Baswedan, siap-siap ketua umumnya dikudeta. Ini risiko paling rendah. Risiko besarnya, kasus hukum ketumnya dibongkar lalu dipenjara, atau bisnisnya dihancurkan.

Oleh: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

SUDAH jatuh tertimpa tangga pula, itulah kira-kira orang memprediksi nasib Airlangga Hartarto. Ketum Partai Golkar ini sedang berada di ujung tanduk. Santer isu jika Airlangga mau dikudeta. Caranya? Dijadikan tersangka.

Airlangga tersangka, kelar nasibnya. Kejaksaan Agung sudah memanggilnya. Kasus pemberian fasilitas ekspor CPO dan impor garam dianggap berpotensi menjerat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini.

Kasus hukum elit seringkali tidak lepas dari peran politiknya. Ini benar-benar salah kaprah. Tetapi, itulah yang marak terjadi saat ini. Gak loyal, kasus hukumnya dibongkar. Maka, dengan sendirinya sang tokoh tersingkir. Inilah politik sandera yang terus dirawat hingga hari ini.

Diduga, ada dua kesalahan Airlangga di mata Istana. Pertama, Airlangga dianggap tidak berhasil mengkonsolidasikan kader Golkar untuk mendukung capres Istana. Airlangga lemah, tidak mampu membuat Golkar bulat satu suara mendukung bakal capres penguasa.

Kelemahan kedua, ada kekhawatiran, injury time Airlangga belok ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Istana takut Airlangga mendukung Anies Baswedan. Bagi Istana, ini sangat berbahaya. Karena bisa memperkuat koalisi partai pengusung Anies.

Supaya tidak belok ke Anies, atau agar tak semakin kuat desakan kader kepada Airlangga untuk membawa Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), maka ketum harus dipotong dan dilengserkan. Airlangga harus dihabisi.

Cara paling efektif adalah dengan menjadikannya sebagai tersangka. Airlangga tersangka, otomatis posisinya sebagai ketum akan diganti. Golkar bisa dibawa gerbongnya ke Ganjar Pranowo.

Bisa juga Airlangga diamputasi seperti Suharso Munarfa. Tetap jadi menteri, tapi dia dikudeta dari posisinya sebagai Ketum PPP. Ini akibat Suharso telah membawa PPP untuk mendukung Anies Baswedan.

Partai apapun yang berani mengusung Anies Baswedan, siap-siap ketua umumnya dikudeta. Ini risiko paling rendah. Risiko besarnya, kasus hukum ketumnya dibongkar lalu dipenjara, atau bisnisnya dihancurkan.

Membawa Golkar ke Ganjar, bukan hal mudah juga. Di Golkar, bukan hanya ada Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang berpengaruh. Golkar punya segudang kader senior yang matang dan piawai dalam politik. Ada Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Abu Rizal Bakrie, dan Agung Laksono. Para tokoh senior Golkar ini tidak akan membiarkan Golkar diambil alih LBP, atau orangnya LBP yaitu Bahlil Lahadalia.

Hasil Munaslub Golkar akan sangat menentukan. Siapa yang berhasil memenangkan Munaslub Golkar, di situ arah koalisi akan bisa ditebak. Apakah LBP? Atau groupnya Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Abu Rizal Bakrie, dan Agung Laksono? (*)