Menghadirkan Proklamasi, Memerdekakan Indonesia dari Oligarki
Dengan melawan oligarki, rakyat Indonesia bisa membangun Indonesia yang lebih merdeka, adil, dan makmur. Kini pilihannya tinggal hidup atau mati, terjajah oleh oligarki atau merdeka, dan berdaulat di tanah sendiri.
Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi
INDONESIA adalah negara yang merdeka sejak tahun 1945. Namun, kemerdekaan yang telah diraih tersebut tidak sepenuhnya dirasakan oleh rakyat. Masih ada banyak orang yang hidup dalam kemiskinan dan ketimpangan sosial. Hal ini disebabkan oleh sistem oligarki yang telah berakar di Indonesia.
Oligarki adalah sistem pemerintahan yang dikuasai oleh segelintir orang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar. Mereka menggunakan kekayaan dan kekuasaannya tersebut untuk mengendalikan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Hal ini membuat rakyat menjadi semakin miskin dan terpinggirkan.
Oligarki telah membuat Indonesia menjadi negara yang semakin tidak adil. Rakyat tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Mereka juga tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya ekonomi. Hal ini membuat rakyat semakin sulit untuk hidup layak.
Oligarki adalah musuh terbesar dari kemerdekaan rakyat Indonesia. Oligarki harus dilawan agar rakyat dapat menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya. Rakyat harus bersatu untuk melawan oligarki dan membangun Indonesia yang lebih adil dan makmur.
Sejarah perjuangan kemerdekaan sangat syarat dengan perlawanan terhadap penjajahan yang akan menguasai tanah Pertiwi. Perjuangan melawan penjajah sudah banyak ditumpahkan darah dan nyawa. Perlawanan Pangeran Diponegoro tak hanya persoalan tanah tapi di dalamnya juga syarat dengan perlawanan upaya menghancurkan peradaban dan nilai-nilai budaya dan agama.
Hal yang sama juga dilakukan oleh para pejuang dan pemuda Indonesia.
Hadirnya kesadaran para kaum terpelajar yang dipelopori KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Dr Soetomo, Ki Hajar Dewantoro, Moh Yamin, Kasman Singodimedjo, Soekarno, dan lain-lain adalah bentuk kesadaran menyelamatkan Indonesia dari cengkraman penjajahan yang sekarang menjelma menjadi oligarki.
Sehingga, saatnya di tengah upaya kita mengenang kemerdekaan RI yang ke-78, di saat tanah pertiwi diperkosa oleh para oligarki dan pejabat culas dan korupsi, maka pilihan perubahan dan perlawanan adalah kunci.
Berikut adalah beberapa cara untuk melawan oligarki:
Meningkatkan kesadaran rakyat tentang bahaya oligarki; Mengaktifkan masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam politik; Membentuk gerakan rakyat untuk melawan oligarki; Menuntut reformasi politik dan ekonomi yang lebih adil.
Dengan melawan oligarki, rakyat Indonesia bisa membangun Indonesia yang lebih merdeka, adil, dan makmur. Kini pilihannya tinggal hidup atau mati, terjajah oleh oligarki atau merdeka, dan berdaulat di tanah sendiri.
Perubahan adalah keniscayaan, hanya para perampok dan antek oligarki yang menikmati situasi ini, situasi di mana rakyat tertindas di negeri sendiri, yang menolak dan melawan perubahan.
Dan kini Ibu Pertiwi memanggil kita untuk hadirkan kembali proklamasi, memerdekakan kembali Indonesia dari penjajahan oligarki. (*)