Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, Muslim Penista Agama Islam
Sebagai muslim, saya sangat prihatin dengan kelakuan pimpinan partai yang kental dengan agama Islam itu. Sedemikian bodoh dan rendahnya manusia yang satu itu. Padahal, Ketum PAN, pernah Menteri Kehutanan dan sekarang Menteri Perdagangan.
Oleh: Mangarahon Dongoran, Pemimpin Redaksi FreedomNews
BEREDAR video yang menunjukkan Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional) diduga menista, menghina dan melecehkan agama Islam. Sebagai pemimpin partai berbasis Islam, tidak sepantasnya ia melakukan itu.
Kelakuan Zulkifli Hasan itu muncul hanya karena membabi-buta membela pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Harap maklum, PAN menjadi salah satu partai pendukung pasangan tersebut. PAN "terpaksa" mendukung mati-matian karena Zulkifli Hasan tersandera kasus dugaan korupsi sewaktu menjadi Menteri Kehutanan.
Zulkifli Hasan dalam video yang diduga menista agama Islam itu menyebutkan, "Saking cintanya sama Pak Prabowo itu, sehingga akhir Al Fatihah dalam shalat berjemaah pun tidak diaminkan lagi."
"Jadi, kalau maghrib baca Al Fatihah, waktu walad daalliin, ada yang diam sekarang, Pak. Ada yang diam sekarang. Ada Pak, sekarang diam. Ada...ada... ada yang diam sekarang, banyak. Saking cintanya sama Pak Prabowo, itu ya," katanya dalam video yang diikuti ketawa peserta yang hadir dalam pertemuan itu.
Semua tahu maksudnya kenapa diam. Mestinya, dalam shalat berjamaah, makmum mengaminkan akhir Al Fatihah yang dibaca imam. Akan tetapi, Zulkifli memperolok-olokkannya. Hal itu dia lakukan dengan maksud menyindir pasangan capres dan Cawapres Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar yang disingkat Amin.
Padahal, kalau mengaminkan doa dalam ajaran Islam itu adalah aamiin yang berarti, 'kabulkanlah, terimalah.' Meskipun berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau Kubi ditulis amin, tetapi saat mengucapkannya menjadi aamiin.
Tidak berhenti tentang amin. Zulkifli Hasan juga meneruskan hinaannya terhadap shalat. Dia mempraktikkan dua jari (telunjuk dan jari tengah) yang digerak-gerakkan saat tahiyatul akhir.
"Itu kalau tahiyatul akhir, Pak kiai, harusnya begini (sambil mempraktikkan jari telunjuk digerak-gerakkan. Sekarang banyak gini Pak kiai," katanya sambil mempratikkan dua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah digerak-gerakkan)."
"Itu Pak iai (kiai). Kayak gini. Itu Pak, teman-temannya begitu Pak. Saking apa itu ya... Kalau menurut sini nggak," kata Zulkifli Hasan yang juga Menteri Perdagangan itu.
Penghinaan terhadap agama Islam itu diucapkannya saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, di Semarang, Selasa, 19 Desember 2023. Meski tidak dia lakukan dalam rangka kampanye, tetapi semua ucapannya itu menyangkut pasangan Capres dan Cawapres 2024.
Semua olok-olokan yang diucapkannya itu berkaitan dengan pasangan capres dan cawapres. Kenapa dia memainkan dua jari-jarinya, menggantikan satu jari (telunjuk) dalam tahiyatul akhir shalat? Itu mengacu pada nomor urut 2 yang ia dukung. Sedangkan kalau satu jari, itu menunjukkan ke nomor urut 1, pasangan Amin.
Sebagai muslim, saya sangat prihatin dengan kelakuan pimpinan partai yang kental dengan agama Islam itu. Sedemikian bodoh dan rendahnya manusia yang satu itu. Padahal, Ketum PAN, pernah Menteri Kehutanan dan sekarang Menteri Perdagangan.
Sedemikian hebatnya Zukifli Hasan merendahkan hal-hal dalam shalat. Sedemikian hebatnya dia mengagungkan Prabowo yang sudah tiga kali kalah dalam kontestan pemilihan presiden (Pilpres). Ia merendahkan ajaran Islam dan menuhankan Prabowo.
Perkataan Zulkifli Hasan itu jelas sangat mencoreng PAN, sebagai partai berbasis Islam yang didirikan oleh petinggi Muhammadiyah.
Tidak sepantasnya ia menyampaikan itu. Atau bisa jadi hal itu dilakukannya sebagai trik, dengan harapan dia dan PAN makin terkenal. Padahal, PAN berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei diperkirakan tenggelam alias tidak melewati ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4% atau tidak lagi punya wakil di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Sudah sepantasnya ada masyarakat yang melaporkan Zulkifli Hasan ke ranah pidana atas dugaan penodaan terhadap ajaran Islam. Selain laporan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), karena ucapan-ucapannya itu keluar dalam kaitan dengan Pilpres 2024. *