Tidak Ada Tawuran: Polisi Semarang Tidak Bisa Mengelak Rekaman CCTV Penembakan Gamma
Catatan Mochamad Toha, Wartawan Freedom News
BEREDAR Rekaman CCTV detik-detik Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMK 4 Semarang yang tewas ditembak polisi terungkap. Dalam rekaman CCTV yang beredar di media sosial itu, sempat terlihat aksi kejar-kejaran antara pelaku dan korban.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kasus tewasnya siswa Gamma akibat ditembak oknum polisi menjadi sorotan publik. Karena muncul dua versi pernyataan yang berbeda antara pihak polisi dan saksi yang berada di lokasi, serta keterangan dari sekolah tempat korban mengenyam pendidikan.
Oknum polisi Aipda Robig Zaenudin mengaku, melepas tembakan sebagai bentuk perlawanan karena korban melakukan penyerangan. Anggota Polrestabes Semarang itu mengungkap bahwa korban terlibat tawuran antar gengster di kawasan perumahan elit Paramount, Semarang.
Sementara, Satpam yang bekerja di Perumahan Paramount membantah adanya aksi tawuran di lokasi itu. Ia menyampaikan, jika terjadi aksi tawuran, maka satpam akan membuat laporan kepada atasan.
Sementara itu, pihak sekolah SMK 4 Semarang mengatakan bahwa Gama siswanya merupakan anak berprestasi. Gamma merupakan siswa kelas XI Teknik Mesin 2 SMKN 4 Semarang yang dinilai aktif mengikuti organisasi Paskibra.
Pihak sekolah lantas meyakini jika Gamma merupakan siswa yang baik, hal ini berbanding terbalik dengan pengakuan pihak kepolisian Polrestabes Semarang.
Kasus tewasnya Gamma kini hampir menemui titik terang usai rekaman CCTV di lokasi kejadian mulai diungkap ke publik. Melansir dari akun Instagram @narasinewsroom, dalam rekaman CCTV itu memperlihatkan sempat terjadi aksi kejar-kerajan antara pelaku dan korban.
Dalam rekaman tersebut, terlihat Aipda Robig Zaenudin terduga pelaku berada di tepi jalan dengan kendaraan motornya pada Minggu, 24 November 2024 pukul 00.19 WIB. Tak lama kemudian pelaku memindahkan kendaraannya ke tengah jalan untuk menghadang.
Setelah itu, muncul 3 kendaraan motor yang dikendarai korban dan dari jarak dekat terduga pelaku seperti melepaskan tembakan. Aipda Robig Zaenudin kemudian berbalik dan melakukan pengejaran pada korban dengan motornya.
Atas peristiwa tersebut, korban dinyatakan tewas meski sempat mendapat penanganan di RSUP Dr Kariadi Semarang.
Berdasarkan keterangan Humas RSUP Dr Kariadi Aditya, korban mendapat luka tembak di pinggul kanan.
Hingga tulisan ini dibuat, Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Agus Suryonugroho mengatakan bahwa kini Aipda Robig Zaenudin masih berstatus terperiksa.
Hal serupa juga diungkap Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto yang mengatakan kini terduga pelaku masih dalam pemeriksaan kode etik. "Status terperiksa, Sekarang terproses dalam proses kode etik kepolisian," kata Artanto di Mapolda Jawa Tengah, Senin (2/12/2024).
Tawuran Gengster?
Kini, kematian siswa SMKN 4 Semarang Gamma Rizkynata Oktafandy tuai polemik. Polisi keukeuh menyebut jika Gamma terlibat tawuran antar genster di kawasan perumahan elit, Semarang, Jawa Tengah.
Menurut keterangan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan, korban melawan anak buahnya saat melerai tawuran ini. Sehingga anak buahnya itu mengambil langkah tegas dengan melepaskan peluru ke arah korban.
"Polisi diserang sampai akhirnya dilakukan langkah tegas," kata Irwan. Hanya saja, tewasnya Gamma tuai pertanyaan publik apakah benar korban termasuk gengster?
Pihak sekolah SMKN 4 Semarang menyebut bahwa aktivitas Gamma di sekolah terbilang siswa berprestasi. Diketahui korban penembakan polisi tak hanya Gamma tetapi ada dua rekan korban lainnya. Total 3 korban termasuk Gamma.
Siswa kelas XI Teknik Mesin 2 SMKN 4 Semarang itu diklaim aktif dalam sebuah organisasi. Pihak sekolah pun meyakini jika Gamma merupakan siswa yang baik.
"Ketiga ini masuk organisasi siswa kelas 3, dan selama di situ kami nyatakan anaknya baik," kata Staf Kesiswaan SMKN 4 Semarang Nanang Agus B kepada awak media, Selasa, 26 November 2024.
Staf lain mengatakan jika Gamma salah satu siswa pilihan yang masuk Paskibraka. Secara prestasi Gamma tak diragukan di lingkungan sekolah. "Istilahnya Gamma terpilih ya, karena kalau mereka ikut ekstrakulikuler yang kita tahu paskibra anak-anak pilihan," paparnya.
Pihak sekolah sendiri tak bisa memastikan apakah Gamma dan kedua rekannya salah satu anggota gengster atau bukan. "Makanya kami istilahnya karena belum mendapatkan informasi yang jelas, kami belum berani menyampaikan info lainnya," tukasnya.
Kronologi versi polisi disebutkan, penembakan siswa SMKN 4 Semarang itu terjadi pada Senin malam, 25 November 2024. Berdasarkan keterangan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan, insiden penembakan terjadi kawasan perumahan elit, Semarang.
Saat itu anggota Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin melintas dan melihat aksi tawuran antar kelompok gengster. Saat hendak melerai dan mengamankan, korban itu disebut melawan sehingga ditembak.
Kini Aipda Robig telah diamankan penyidik untuk dilakukan pendalaman peristiwa mengenaskan ini.
Sementara itu, ketika dilakukan tindakan medis, nyawa korban bernama Gamma tak dapat tertolong dan dinyatakan tewas pada dini hari. Menurut keterangan Humas RSUP Dr Kariadi Aditya, korban mendapat luka tembak di pinggul kanan.
"Kondisinya pinggul kanan terlihat luka dengan dugaan terkena tembak," ungkap Aditya. Dalam peristiwa itu, 2 orang teman korban yakni S dan A juga menjadi korban tembakan pada malam itu.
Namun nyawa S (16) dan A (17) dapat tertolong dan keduanya kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Kapolresta Semarang Kombes Pol Irwan Anwar membenarkan anggotanya melakukan penembakan kepada korban.
Peristiwa itu terjadi di Pojok Tanggul dan Seroja, depan Perumahan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu 24 November 2024 sekitar pukul 01.00 WIB.
Hingga kini, terakhir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR, Irwan menyebut korban adalah pelaku tawuran yang mencoba menyerang anggotanya saat melerai aksi tersebut. Karena merasa terancam, anggotanya kemudian mengambil langkah tegas dengan melepaskan tembakan yang mengenai korban.
"Anggota polisi melakukan upaya melerai tetapi diserang sehingga diperlukan tindakan tegas (menembak korban)," ungkap Irwan saat berada di Mapolrestabes Semarang pada Senin, 25 November 2024 malam.
Narasi dan keterangan Irwan itupun disertai dengan video tawuran gengster yang tidak jelas sumbernya yang diklaim sebagai sebelum terjadinya penembakan atas Gamma dan kedua temannya itu.
Jika dalam RDP itu anggota legislatif cermat dan jeli, seharusnya Kombes Irwan bisa ditanya rangkaian tawuran gengster versi polisi tersebut. Toh, di dalam rekaman itu ada jejak digital rekaman waktunya. Tinggal menghitung rentang waktunya, apakah logis atau tidak. (*)